Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week Dikritik, Ruang Berekspresi Tak Perlu Komersialisasi

Kompas.com - 26/07/2022, 08:41 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran "Citayam Fashion Week" sebagai merek menuai kritik dari berbagai kalangan, mulai dari kepala daerah hingga warganet. Mereka menilai upaya tersebut sebagai bentuk komersialisasi terhadap ruang publik untuk berekspresi.

Ada dua pihak yang mengajukan "Citayam Fashion Week" untuk menjadi merek ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) milik Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Baca juga: Pakar Sebut Pengajuan Citayam Fashion Week sebagai Merek Sah secara Hukum, tetapi Tak Pantas

Tiger Wong Entertainment, perusahaan milik artis Baim Wong, mendaftarkan "Citayam Fashion Week" sebagai merek melalui laman PDKI pada Rabu 20 Juli 2022. Sehari setelahnya, pihak bernama Indigo Aditya Nugroho juga mendaftarkan merek dengan nama "Citayam Fashion Week" lewat laman PDKI.

Kemudian, sejumlah warganet merespons hal itu dengan ungkapan created by the poor, stolen by the rich, atau bisa diterjemahkan, diciptakan orang miskin, dicuri orang kaya.

Kritik juga disampaikan oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Ia menegaskan, "Citayam Fashion Week" merupakan fenomena yang tumbuh secara organik dan dimiliki publik.

"Kalau Citayam Fashion Week didaftarkan sebagai HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) oleh Baim Wong, ya itu punya publik," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/7/2022).

Riza menjelaskan, remaja yang berasal dari Citayam, Bojonggede, Depok, dan sekitarnya itu menggunakan fasilitas publik milik negara, di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Karena itu, kata Riza, sudah seharusnya "Citayam Fashion Week" dimiliki oleh publik. Riza juga menilai, fenomena itu seharusnya tidak diklaim secara sepihak.

"Silakan saja, cuma itu (Citayam Fashion Week) kan milik publik, jalan itu milik publik, milik pemerintah, ada jalan pemerintah pusat, jalan Pemprov. Enggak bisa main klaim-klaim ya. Itu milik semua milik anak-anak kita," ucap Riza.

Baca juga: Ridwan Kamil: Saran Saya, Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week ke Kemenkumham Dicabut Saja

Kritik lebih keras disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui unggahan di akun Instagramnya.

Ridwan mengatakan, "Citayam Fashion Week" merupakan gerakan akar rumput dan tidak semua fenomena harus dilihat dari sisi komersial.

"Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula," tulis Emil, sapaan Ridwan Kamil, dikutip dari akun Instagramnya, @ridwankamil, Senin (25/7/2022).

Ridwan menilai, fenomena tersebut muncul dari kebutuhan anak muda atas ruang untuk berekspresi. Lantas, tujuan itu akan hilang jika diformalkan.

Jika ingin diorganisasikan, Emil berpandangan, hal itu cukup diserahkan kepada komunitas atau remaja-remaja yang selama ini meramaikan "Citayam Fashion Week".

"Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture. Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu2 di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur," tulis Emil.

Glee asal Sumba berpose di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (19/7/2022).  Fenomena Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas mendadak viral karena gaya busana nyentik yang didominasi anak muda dari Depok, Citayam, dan Bojonggede.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Glee asal Sumba berpose di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Fenomena Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas mendadak viral karena gaya busana nyentik yang didominasi anak muda dari Depok, Citayam, dan Bojonggede.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com