JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memberikan pendampingan terhadap anak perempuan berinisial F (7) yang menjadi korban pencabulan oleh sopir taksi, A.
Pendampingan melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) itu dilakukan seiring proses pemulihan psikis korban setelah dicabuli.
"Pemkot Jakarta Selatan juga memberikan pendampingan secara profesional," ujar Ketua LPAI Seto Mulyadi atau Kak Seto saat dihubungi, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Sopir Taksi yang Cabuli Bocah di Kebayoran Lama Masuk DPO, Polisi Didesak Segera Tangkap Pelaku
Selain itu, LPAI juga berencana akan koordinasi dengan Pemkot Jakarta Selatan untuk dapat mengawasi anak-anak buntut adanya dugaan pencabulan yang dialami F.
"Kami sudah mohon supaya ada segera tindak lanjut, pengawasan. Makanya mungkin kami segera akan kontak kembali untuk apa-apa saja yang sudah dilakukan," ucap Kak Seto.
Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan telah menerbitkan status daftar pencarian orang (DPO) sopir taksi berinisial A terkait dugaan pencabulan terhadap F.
Aksi pencabulan pelaku terhadap korban terjadi di salah satu rumah kontrakan di kawasan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, pada 28 Juni 2022.
Baca juga: Kondisi Psikis Bocah Korban Pencabulan Sopir Taksi di Kebayoran Lama Membaik
Berdasarkan DPO yang dikeluarkan penyidik, terdapat beberapa informasi mengenai pelaku, mulai dari nama lengkap hingga ciri-ciri yang bersangkutan.
Pelaku memiliki nama lengkap Ali Suryato, lahir pada 11 Januari 1972 di Cilacap, Jawa Tengah.
Selain itu, pelaku disebut bekerja sebagai sopir taksi. Adapun ciri-ciri tubuh, memiliki kulit sawo matang dan bertubuh gempal.
Kepala Unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan AKP Mariana mengatakan, DPO sudah diterbitkan penyidik sejak beberapa waktu lalu.
"Sudah terbit (DPO) dari kemarin-kemarin," kata Mariana saat dikonfirmasi, Senin (25/7/2022).
Baca juga: Masuk DPO, Ini Ciri-ciri Sopir Taksi yang Cabuli Bocah di Kebayoran Lama
Orangtua korban, N, sebelumnya menjelaskan, dugaan pencabulan yang dialami F terjadi pada siang hari. Saat itu putrinya mengeluhkan sakit pada alat kelamin.
"Dia awalnya lapor ke saya, 'Ibu, punya aku berdarah.' Aku pikirannya sudah negatif. Saya tanya malah menangis, tak lama dia ngomong, 'Aku digituin sama Pakde A,'" kata N.
Sebelum mengadukan rasa sakit pada kelamin, korban disebut sempat main ke rumah terduga pelaku. Korban sempat dicari oleh kakaknya, tetapi tak ditemukan.