Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Swasta di Serpong Belum Bayar Gaji Mantan Guru Honorer, Kepala Sekolah: Banyak Siswa Menunggak Bayar SPP

Kompas.com - 29/07/2022, 13:35 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala sekolah sebuah SMK swasta di Serpong, Dodi mengatakan, banyak siswa di sekolahnya menunggak dalam membayarkan iuran SPP bulanan.

Hal itu menjadi salah satu alasan sekolah tersebut belum bisa melunasi gaji sejumlah mantan guru honorer yang pernah mengajar di situ.

"50 persen yang paling banyak bayar SPP karena orangtua siswa rata-rata berasal dari golongan menengah ke bawah," ujar Dodi kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Alasan SMK Swasta di Serpong Belum Bayar Gaji Mantan Guru Honorer: Pemasukan Bulanan Kurang

Ia mengatakan, pemasukan bulanan sekolah berasal dari bayaran SPP rutin siswa.

Saat ini, SPP di sekolah swasta itu sebesar Rp 250.000 per bulan, sementara total siswa sebanyak 53 orang.

Rinciannya, ada 17 siswa kelas X, 12 siswa kelas XI, dan 24 siswa kelas XII.

Sehingga nominal pemasukan sekolah setiap bulannya sebesar Rp 13.250.000. Itu pun jika semua siswa membayar iuran tepat waktu.

Jumlah itu tidak sebanding dengan pengeluaran sekolah untuk membayar gaji guru dan operasional lainnya.

Baca juga: Gaji Mantan Guru Honorer SMK di Serpong Belum Dibayar, Kepala Sekolah Janji Melunasi

Tenaga pengajar dan jumlah pengurus di sekolah swasta itu kini sekitar 20 orang. Sedangkan total gaji yang harus dibayarkan setiap bulan kepada mereka berkisar Rp 20 juta.

Ia menjelaskan, kondisi itu diawali dengan parahnya situasi perekonomian orangtua siswa yang terdampak Covid-19 pada awal 2020 lalu.

"Mei 2020 saya baru dua bulan menjabat. Saat itu, keuangan sekolah goyang. Bahkan hampir 90 persen orang tua siswa yang menunggak bayar SPP," kata Dodi.

Semenjak itu, beberapa guru terpaksa dibayarkan gajinya dengan dicicil. Sementara, sisanya ada sekitar enam orang yang mengajukan resign.

Karena tidak bisa membayarkan secara langsung keenamnya, pihak sekolah menyiasati dengan menyicil secara bergantian.

Baca juga: Kami Selesai Bertugas Jadi Guru Honorer SMK di Serpong Setahun Lalu, tapi Gaji Belum Dibayar...

Tunggakan dengan nominal lebih kecil menjadi prioritas pihak sekolah dalam melunasi.

Dengan demikian, sekolah berharap bisa melunasi tunggakan guru honorer lainnya jika sudah melunasi beberapa di antara mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com