JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara bising proyek pembangunan tanggul, Kampung Nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, masih terlihat eksotis saat cahaya matahari terbenam menyoroti.
Sebagian besar masyarakat di Kampung Nelayan Kamal Muara berprofesi sebagai nelayan. Sebagian kecil lainnya, menjajakan jasa angkutan kapal bagi siapa saja yang hendak menyeberang ke Pulau Seribu.
"Di kampung sini, warganya nelayan atau menyewakan kapal. Warga mencari ikan ada yang siang, ada yang malam pakai kapal khusus yang ada lampu besar," kata Satim (56), warga setempat, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: Stasiun BNI City Juga Layani KRL Meski Dekat dengan Stasiun Sudirman, Ini Alasannya
Kampung nelayan ini berdiri di atas laut. Berjarak tidak jauh dari Gedung Biru Dermaga Muara Kamal, kampung ini juga memiliki dermaga kecil nan sederhana di ujung kampung.
Permukiman di ujung Jakarta ini terlihat sederhana dengan puluhan rumah kayu.
Tak ada tembok maupun baja, jalan setapak yang menjadi akses mobilitas warga pun terlihat sangat sederhana, hanya terbuat dari bambu-bambu yang tersambung.
Memasuki perkampungan, di antara celah-celah bambu, keemasan cahaya matahari mengikuti siapa saja yang berkunjung ke kampung ini pada sore hari.
Di Kampung Nelayan Kamal Muara, hangat senyum warga juga mengantar setiap langkah saat menyusuri pijakan bambu yang berlubang di beberapa titik.
Dengan angin laut yang tentunya berembus kencang, mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat layangan itu berada di langit.
Sementara itu, beberapa bocah terlihat sibuk membawa lembaran tali-tali kapal ke ujung dermaga. Sang ayah meminta bocah-bocah itu membantu mempersiapkan keberangkatan mencari ikan malam ini.
Di sisi lain dermaga, seorang bocah lainnya membawa jaring ikan besar, yang diameternya melebihi setengah tubuhnya.
Baca juga: 4 Wilayah Ini Diusulkan Jadi Kampung Budaya DKI Jakarta
Di ujung perkampungan, cahaya matahari terbenam dari ujung garis laut juga mempercantik kapal-kapal kayu nelayan yang bersandar di pucuk dermaga kecil.
Di dermaga ini, terlihat pembangunan tanggul. Selain itu, di kejauhan juga terlihat megahnya jembatan Pantai Indah Kapuk 2 yang sesekali dilintasi mobil-mobil yang berbunyi ringan.
Tidak banyak kapal kayu yang bersandar, tak sampai 20 kapal. Namun, semakin petang, aktivitas dermaga semakin ramai.