Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati di Kali Baru Diduga akibat Limbah Domestik, Dinas LH DKI Akan Telusuri Sumbernya

Kompas.com - 29/07/2022, 18:44 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta akan menelusuri sumber limbah domestik yang diduga menyebabkan ribuan ikan sapu-sapu mati di Kali Baru, Kelurahan Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur, pada 11 Juli lalu.

Kepala Dinas LH DKI Asep Kuswanto mengatakan, ada kemungkinan terjadi kejadian tidak biasa berupa pembuangan limbah dengan debit sangat besar atau konsentrasi limbah sangat tinggi sehingga ribuan ikan itu mati.

"Kemudian tersebar langsung ke dalam ruas sungai tersebut yang dapat menyebabkan adanya perubahan drastis kualitas air, sehingga menjadi penyebab kematian massal ikan sapu-sapu," kata Asep lewat siaran pers, Jumat (29/7/2022).

Asep menyatakan, Dinas LH DKI akan melakukan inventarisasi sumber pencemaran domestik itu.

"Baik yang berasal dari permukiman, perkantoran, industri skala kecil-menengah, industri skala besar. dan aktivitas lainnya di ruas sungai tersebut," ucap Asep.

Aapabila teridentifikasi penyebabnya lebih dominan dari aktivitas rumah tangga, lokasi tersebut dapat menjadi prioritas pembuatan IPAL Komunal atau ekoriparian berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (DPHK) DKI.


Asep mengimbau kepada masyarakat sekitar bantaran sungai agar bijak dalam mengelola limbah domestik.

Asep mengatakan, penyebab kematian massal ikan sapu-sapu saat itu diduga kuat berasal dari aktivitas domestik yang tidak biasa.

"Seperti pembuangan limbah dengan debit yang sangat besar atau kejadian khusus lainnya," ucap Asep.

Dinas LH DKI membantah jika kematian massal ikan sapu-sapu itu disebabkan oleh pembuangan limbah kurban.

“Apabila penyebab kematian diduga akibat pembuangan limbah kurban, maka hal ini dapat saja terjadi pada banyak ruas sungai yang ada di DKI Jakarta,” kata Asep.

Diberitakan sebelumnya, ribuan ikan sapu-sapu ditemukan mati di Kali Baru, Tengah, Kramatjati, pada Senin (11/7/202) pagi.

Salah satu warga setempat, Nawan, menemukan ikan sapu-sapu mengambang mati pada Senin, sekitar pukul 05.00 WIB.

"Saya lihat pukul 05.00 WIB tadi. Ikannya ngambang semua, pada mabuk, kemudian saya ambilin," ujar Nawan di lokasi.

Nawan menduga, ikan sapu-sapu itu mati karena kotoran ternak hewan kurban yang dibuang sembarangan ke kali.

"Kayaknya kena kotoran ternak kurban. Ada yang buang kotoran, jadi mabuk ikannya," kata Nawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com