Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cecar PT Transjakarta Saat Rapat Kerja, Ketua DPRD DKI: Mending Operator Sedikit, tapi...

Kompas.com - 01/08/2022, 18:46 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dicecar badan legislatif saat rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Senin (1/8/2022).

Hal itu terjadi saat rapat kerja beragendakan monitoring dan evaluasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Untuk diketahui, KNKT memberikan sejumlah rekomendasi kepada PT Transjakarta usai badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta itu kerap terlibat kecelakaan.

Salah satu rekomendasinya adalah pembentukan divisi keselamatan di PT Transjakarta.

Pada mulanya, Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto memaparkan soal tugas pokok dan fungsi dari departemennya.

Baca juga: Transjakarta Tambah 8 Armada Mikrotrans AC Rute Gondangdia-Cikini

Mendengar pemaparan tersebut, Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus Koordinator Komisi B DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi langsung memberi respons.

Ia menilai bahwa kinerja dari mitra PT Transjakarta yang menyediakan bus sekaligus pramudinya, yakni operator, tidak optimal.

"Kalau bicara teori, paparan Mas Yoga tuh hebat. Tapi, implementasi di lapangan, saya melihat para operator tuh pada enggak bener," papar Prasetio, saat rapat.

Ia pun bertanya soal bagaimana proses sebuah perusahaan penyedia bus dan pramudinya menjadi operator PT Transjakarta.

Belum dijawab oleh Yoga, Prasetio langsung menyebut bahwa sopir Transjakarta sering tidak bertanggung jawab ketika membawa busnya.

Baca juga: Soroti Pelecehan di Bus Transjakarta, Anggota DPRD: Bikin Warga Lebih Nyaman Pakai Kendaraan Pribadi

"Dan saya sering melihat Transjakarta itu, dia ya kayak orang enggak punya tanggung jawab membawa mobil," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa PT Transjakarta harus memutus kerja sama dengan mitranya yang kini masih sering terlibat kecelakaan lalu lintas.

"Sekarang kalau memang enggak bener, keluar," tegas Prasetio.

Pemutusan mitra itu, katanya, memang harus dilakukan karena nyawa warga Ibu Kota menjadi taruhannya.

Prasetio pun menyinggung beberapa kasus yang melibatkan Transjakarta hingga menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: Pelecehan Seksual Diduga Kembali Terjadi, Pengawasan di Transjakarta Bakal Ditingkatkan

"Karena bukan apa-apa, sekali lagi, ini nyawa orang. Tanggung jawab kami sebagai pemerintah," tuturnya.

Ia menilai bahwa jumlah operator yang sedikit merupakan hal yang lebih baik jika dibandingkan dengan memiliki operator banyak yang tidak jelas.

"Mending operator sedikit, tapi bobot-bebetnya jelas," ujar Prasetio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com