JAKARTA, KOMPAS.com - Temuan sembako bantuan presiden yang terkubur di sebuah lahan kosong di Sukmajaya, Depok, masih menyisakan misteri.
Perusahaan ekspedisi JNE sudah mengakui sebagai pihak yang mengubur bantuan sembako itu.
JNE mengaku sengaja mengubur sembako itu karena rusak.
VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan JNE Express terkait penguburan sembako yang rusak itu.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya.
Baca juga: JNE Akui Kubur Sembako Bantuan Presiden di Depok karena Rusak
Namun, Eri tak menjelaskan lebih jauh pihak yang meneken kerja sama dengan JNE terkait bantuan penyaluran sembako bantuan presiden itu.
Selama ini ada dua skema penyaluran bantuan presiden, yakni melalui Istana dan Kementerian Sosial.
Namun, kedua pihak tersebut membantah telah bekerja sama dengan JNE sehingga tak tahu-menahu soal langkah perusahaan ekspedisi itu yang mengubur bansos rusak.
Pihak Istana Kepresidenan menegaskan tak pernah bekerja sama dengan perusahaan logistik JNE untuk mengirimkan sembako bantuan presiden.
Hal ini disampaikan salah satu sumber di Istana Kepresidenan terkait dengan temuan sembako bantuan presiden yang dikubur JNE.
"Istana tidak pernah bekerja sama dengan JNE," kata salah satu pejabat Istana di lingkup Sekretariat Presiden, saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/8/2022) pagi.
Baca juga: Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Istana Tegaskan Tak Pernah Kirim Pakai JNE
Pejabat yang enggan disebutkan namanya itu menegaskan, semua bantuan sembako dari Presiden dikirimkan langsung ke masyarakat tanpa melalui pihak ketiga.
"Sekretariat Presiden selalu membagikan langsung durasi waktu satu hari selesai dan dengan jumlah yang telah di data oleh pemda setempat, dibantu polres dan kodim," ujarnya.
Pejabat itu pun menduga sembako yang dikubur itu merupakan bantuan presiden yang didistribusikan oleh Kementerian Sosial.
Kompas.com sudah berusaha menghubungi sejumlah pejabat di Kemensos untuk meminta konfirmasi soal temuan timbunan sembako ini, namun belum ada yang bersedia berkomentar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.