Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Korban Pelecehan Staf SMP Negeri di Bekasi, Nomor Telepon Disebar dan Diteror Orang Tak Dikenal

Kompas.com - 02/08/2022, 12:32 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Satu per satu korban pelecehan seorang staf perpustakaan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Bekasi berinisial DP, mulai angkat bicara.

Tidak hanya mengirim pesan bernada mesum dan menggoda korban, DP juga diketahui pernah menyebarkan nomor telepon seorang siswa ke sebuah grup di aplikasi pesan singkat WhatsApp.

Salah seorang korban DP, yakni R (15) yang kini berstatus sebagai alumni bercerita pernah mengalami hal tersebut.

Baca juga: Pencabulan Terjadi di Salah Satu SMP Negeri Kota Bekasi, Polisi: Sudah Kami Tindaklanjuti

R mengungkapkan bahwa saat dirinya masih duduk di kelas 7, tepatnya di tahun 2019, nomor telepon miliknya pernah disebar oleh DP.

Hal ini membuat R diteror orang tak dikenal.

"Itu nomor telepon aku disebar, terus langsung ada chat spam dari orang enggak aku kenal, banyak yang tanya 'eh boleh video call gak?'," kata R, Selasa (2/8/2022).

R yang curiga dengan banyaknya pesan masuk ke nomor teleponnya kemudian memberanikan diri untuk bertanya ke salah seorang pengirim pesan tersebut.

"Itu orang yang enggak aku kenal, aku tanya, terus dia bilang kalau nomor aku disebar sama DP ke grup WhatsApp yang berbau pornografi," tutur R.

Baca juga: Terduga Pelaku Pencabulan di Salah Satu SMP Negeri Kota Bekasi Terancam Diberhentikan

Tak hanya itu, R juga pernah dipaksa untuk melakukan video call dengan DP.

"(DP) pernah spam aku, buat maksa-maksa video call," tutur R.

R mengungkapkan, sejumlah teman hingga kakak kelasnya juga pernah dilecehkan oleh DP.

"Teman aku sih banyak (jadi korban). Ada yang seangkatan, kakak kelas yang sekarang jadi alumni juga ada," imbuh R.

Sebagai informasi, aksi pelecehan seksual dan pencabulan diduga dilakukan oleh DP kepada sejumlah SMP Negeri di Kota Bekasi.

Baca juga: Seorang Staf SMP Negeri di Kota Bekasi Diduga Kerap Lecehkan Siswi Sejak 2014

Kabar mengenai dugaan pencabulan yang dilakukan DP tersebut langsung menjadi konsumsi publik setelah diunggah akun Instagram @menfesspondokgede.

Dalam unggahannya, akun tersebut menyebutkan bahwa aksi pencabulan dilakukan oleh DP, salah satu staf perpustakaan yang bekerja di sekolah negeri yang berada di wilayah Jatiwaringin, Pondok Gede tersebut.

Akun Instagram tersebut juga menggunggah tangkapan layar percakapan antara terduga pelaku dengan korbannya yang berisi ajakan menginap di sebuah apartemen di Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com