Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Bulog soal Bansos Presiden yang Dikubur JNE di Depok

Kompas.com - 03/08/2022, 08:42 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) memberi penjelasan soal temuan beras yang dikubur sebuah lahan kosong di Sukmajaya, Depok.

Sembako itu dikubur oleh perusahaan ekspedisi JNE Express karena rusak terkena hujan usai diambil dari gudang Bulog. 

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, peristiwa beras yang rusak itu terjadi pada pertengahan 2020 lalu. 

"Pada periode Mei-Juni 2020, pihak pengantar akan mengirimkan beras kepada warga penerima bantuan beras presiden, namun dalam perjalanannya ada kendala yang mengakibatkan beras tersebut mengalami sedikit kerusakan," kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/8/2022). 

Baca juga: Saat Bulog Lepas Tangan soal Beras yang Dikubur di Depok: Tanggung Jawab JNE Express

Pada saat itu juga, pihak ketiga segera menghubungi Bulog untuk membeli beras pengganti agar segera diantar kepada warga penerima.

"Jadi Pihak ketiga sudah menggantinya dengan beras berkualitas baik dan diterima dengan baik juga oleh seluruh warga penerima manfaat," katanya. 

Sedangkan beras yang rusak tersebut, kata dia, menjadi tanggungjawab pihak ketiga. Ia menyebut Bulog tak lagi terlibat dalam penanganan beras yang rusak itu

"Bukan lagi menjadi tanggungjawab Bulog," ujarnya. 

Terpisah, Dirut Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengakui pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mempercepat penyaluran bansos. 

Baca juga: Soal Bansos Dikubur di Depok, Bulog Jelaskan Kemungkinan Keterlibatan JNE

Ia menyebut Bulog bekerjasama dengan PT DNR dan PT Pos Indonesia. Ia pun menilai tak masalah jika dua perusahaan tersebut melakukan subkontrak dengan perusahaan lain dalam penyaluran beras tersebut.

"Ya boleh-boleh saja. Yang penting sampai kepada sasaran dong," kata Buwas kepada Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Pengakuan JNE 

Perusahaan ekspedisi JNE Express mengakui mengubur sembako bantuan presiden yang rusak di sebuah lahan kosong di Sukmajaya, Depok.

JNE menyebutkan, penguburan sembako yang rusak itu sesuai prosedur operasi standar serta perjanjian kerja sama yang diteken kedua belah pihak.

Saat diperiksa polisi pada Senin (1/8/2022), pihak JNE mengaku bekerja sama dengan PT DNR dalam penyaluran sembako bantuan presiden itu.

”JNE bekerja sama dengan vendor, namanya PT DNR. DNR inilah selaku pemegang distribusi beras bansos dari pemerintah kepada masyarakat,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, dilansir dari Kompas.id, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Kubur Bansos yang Rusak, JNE Kerja Sama dengan Pihak Swasta PT DNR

Dalam kontrak kerja sama antara JNE dan DNR itu, pihak JNE dipercaya menyalurkan bantuan sosial dengan jumlah mencapai ratusan ribu ton.

Peran JNE dalam kontrak kerja sama tersebut sebagai jasa ekspedisi yang bertugas mengantar beras bansos kepada warga yang namanya sudah ada dalam daftar penerima bantuan sosial.

Ratusan ribu ton beras yang sudah jadi tanggung jawab penyaluran oleh JNE itu kemudian diambil pihak JNE ke gudang Bulog di Cakung, Jakarta Timur.

Di saat pengambilan beras bansos oleh JNE, ada gangguan dalam perjalanan akibat hujan deras.

”Sehingga, beras ini dikatakan dalam kondisi rusak. Beras yang basah itu, menurut JNE, jadi tanggung jawab JNE dan sudah diganti oleh JNE dengan paket lain yang setara,” kata Zulpan.

Kronologi Penemuan Sembako

 

Sembako yang terkubur dalam di lapangan KSU Depok itu ditemukan pada Jumat (29/7/2021) pekan lalu.

Penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan JNE kepada Rudi Samin selaku pemilik dari lahan kosong itu.

Rudi pun lalu menyewa ekskavator dan menemukan timbunan sembako itu yang terkubur dalam tanah sedalam 3 meter.

Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu memang biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE.

Lokasi Gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Berawal dari Laporan Pegawai JNE

Sembako bantuan presiden yang dikubur itu terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur.

Pantauan di lokasi, tumpukan sembako bantuan presiden ini telah ditutup terpal berwarna biru.

Garis polisi pun telah terpasang di lokasi kejadian. Beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.

Bau busuk menyengat pun santer tercium. Nampak sembako bantuan presiden ini telah membusuk hingga berjamur.

(Penulis: Larissa Huda, Adhyasta Dirgantara, dan Tria Sutrisna)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com