Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Busuk dari Timbunan Sembako di Depok Tercium sampai Rumah Warga

Kompas.com - 03/08/2022, 11:11 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bau busuk yang keluar dari tumpukan sembako yang ditemukan terkubur di Lapangan KSU, Tirtajaya, Sukmajaya, Kota Depok, semakin menyengat.

Kondisi ini membuat warga mengeluh. Sebab, bau busuk sudah terendus dari radius lebih kurang 50 meter hingga ke jalan raya.

"Pasti (resah), Bang, bau busuk banget ini," ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya di lokasi, dilansir dari Tribun Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Jejak JNE Dipilih Salurkan Bansos Presiden hingga Mengubur Sembako yang Rusak di Depok

Ia mengatakan, bau semakin kencang terendus ketika angin berembus ke arah permukiman.

"Ditambah kalau anginnya kencang ke arah sini (permukiman) itu makin-makin ya baunya," ungkapnya.

Dia menambahkan, bau busuk ini sudah santer tercium sejak Minggu (31/7/2022), dua hari usai tumpukan sembako itu ditemukan.

"Mulai Minggu makin kecium baunya, maksudnya makin meluas gitu baunya," tuturnya.

Adapun tumpukan sembako yang membusuk itu saat ini belum bisa dibersihkan karena masih dalam penyelidikan kepolisian.

Baca juga: Penjelasan Bulog soal Bansos Presiden yang Dikubur JNE di Depok

Pantauan di lokasi, tumpukan sembako itu hanya ditutupi oleh terpal biru.

Garis polisi juga sudah terpasang mengelilingi tumpukan sembako itu. 

Lokasi dugaan penimbunan beras bansos presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bansos presiden tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi dugaan penimbunan beras bansos presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (1/8/2022). Beras bansos presiden tersebut ditimbun di Depok, diduga dipendam 2 tahun lalu saat awal Covid-19 di Indonesia.

Sembako yang terkubur dalam di lapangan KSU Depok itu ditemukan pada Jumat (29/7/2021) pekan lalu.

Penemuan sembako bantuan presiden ini bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan JNE kepada Rudi Samin selaku pemilik dari lahan kosong itu.

Rudi pun lalu menyewa ekskavator dan menemukan timbunan sembako itu yang terkubur dalam tanah sedalam 3 meter.

Lapangan KSU tempat penemuan sembako itu memang biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE.

Lokasi gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.

Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Timbunan Sembako Bantuan Presiden di Depok, Berawal dari Laporan Pegawai JNE

Belakangan JNE mengakui mengubur sembako itu karena rusak di perjalanan sebelum sempat dibagikan ke warga. 

Sembako bantuan presiden yang dikubur itu terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, dan telur.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Warga Depok Resah, Tumpukan Sembako Banpres yang Ditimbun Keluarkan Aroma Tak Sedap:Kecium Bau Busuk"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com