JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan ekspedisi JNE mengungkapkan alasannya mengubur beras bantuan sosial (bansos) presiden di Lapangan KSU, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Kuasa hukum JNE, Hotman Paris Hutapea, mengatakan bahwa bansos itu sengaja dibuang dengan cara dikubur untuk menghindari prasangka publik.
"Ini sangat sensitif karena ada logonya kan, justru karena JNE terlalu hati-hati. Kalau dibuang ke jalanan, ada logonya beras bantuan presiden, nanti dikira JNE yang menyalahgunakan," ujar Hotman di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (4/8/2022).
Menurut Hotman, kliennya menerima beras itu dari PT Store Send Indonesia (SSI) selaku pemenang tender pada Mei 2020. Beras itu kemudian dikubur pada November 2021 karena rusak.
Selama Mei 2020 hingga November 2021, beras disimpan di gudang penyimpanan. Beras diketahui rusak sejak Mei 2020.
Baca juga: Bansos Presiden Terkubur di Depok, JNE: Beras Rusak Mei 2020, lalu Dikubur November 2021
"Dengan fakta bahwa beras itu dibuang ke tanah, itu tidak ada niat buruk. Yang paling efisien adalah dikubur," kata Hotman.
Hotman menyebutkan, JNE menerima total 6.119 ton beras bantuan presiden. Sementara itu, beras yang rusak seberat 3,4 ton. Beras yang rusak itulah yang dikubur di Lapangan KSU.
Ia menyatakan, beras yang rusak sudah diganti dengan yang baru dan dikirimkan ke masyarakat penerima bantuan.
"Kemungkinan rusak pasti ada, kena hujan dan sebagainya. Menurut kontrak, kalau ada kerusakan maka tanggung jawab dari JNE. JNE harus mengganti dengan beras baru," kata Hotman.
"JNE meminta lagi ke SSI beras baru, untuk menggati yang rusak. JNE membayar dengan cara memotong honornya," ujar dia.
Baca juga: Misteri Timbunan Sembako Presiden di Depok, Saat Semua Pihak Bantah Kerja Sama dengan JNE...
Tempat di mana beras itu dikuburkan biasa digunakan untuk parkir kendaraan JNE. Lokasi gudang JNE juga berada persis di seberang lapangan tersebut.
Saat ditemukan pada Jumat (29/7/2022) lalu, beras beserta sembako lain dari presiden itu terkubur di kedalaman tiga meter. Selain beras, ada pula telur, tepung terigu, dan minyak goreng.
Di lokasi, tumpukan sembako bantuan presiden ini telah ditutup terpal berwarna biru.
Garis polisi pun telah terpasang di lokasi kejadian, dan beberapa karung beras telah terbuka hingga tercecer di tanah.
Bau busuk menyengat pun tercium, tampak sembako bantuan presiden ini telah membusuk hingga berjamur.
Baca juga: Saat JNE Tantang Penemu Timbunan Bansos Berdebat di Pengadilan...
VP of Marketing JNE Express Eri Palgunadi mengatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan JNE Express atas ditemukannya sejumlah paket bantuan sosial dari presiden di lahan tersebut.
Menurut Eri, bansos yang ditimbun dan dikubur di lahan tersebut adalah sembako bantuan presiden yang sudah dalam kondisi rusak.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangannya.
Menyusul hal itu, Polda Metro Jaya pun kemudian membentuk timsus untuk mengusut tuntas kasus penimbunan sembako bansos presiden itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.