JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga almarhum Akseyna Ahad Dori merasa kecewa dengan surat yang disampaikan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Sebab, dalam surat itu, Kompolnas kembali menyinggung soal surat wasiat yang ditinggalkan Akseyna dan membuka kembali opsi bahwa Akseyna bunuh diri.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menjelaskan mengapa masalah surat wasiat itu kembali disinggung dalam surat yang dikirimkan Kompolnas pada pihak keluarga.
Ia menyebut, Kompolnas justru mendapatkan keterangan soal adanya surat wasiat yang ditinggalkan almarhum itu dari Polda Metro Jaya.
"Terkait surat wasiat, hal tersebut merupakan bagian dari jawaban dari Polda Metro Jaya atas klarifikasi Kompolnas," kata Poengky kepada Kompas.com, Senin (8/8/2022).
"Kan kami klarifikasi ke Polda berdasarkan pengaduan Keluarga Almarhum, nah Polda Metro menjawab klarifikasi kami seperti itu. Sehingga harus kami sampaikan pada Pengadu selaku Keluarga Almarhum," katanya.
Baca juga: Berkeberatan dengan Surat Klarifikasi Kompolnas, Ayah Akseyna: Penyelidikan Bukan Malah Mundur
Poengky pun meminta keluarga almarhum Akseyna untuk merespon secara tertulis hasil klarifikasi Kompolnas ke Polda Metro tersebut.
Hal itu akan menjadi bahan Kompolnas untuk melakukan gelar perkara dengan pihak kepolisian.
"Kompolnas akan menindaklanjuti keberatan Keluarga Alm. Akseyna dengan melakukan gelar perkara pada Polda Metro Jaya," kata Poengky.
Dalam kesempatan itu, Poengky juga menjawab soal surat yang nyasar hingga lama diterima oleh keluarga Akseyna.
"Terkait surat yang nyasar, kami menuliskan alamat sesuai dengan alamat yang diberikan pengadu. Kami akan cek, kenapa surat bisa nyasar yang berdampak pada lambatnya diterima Keluarga Almarhum. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," katanya.
Ayah Akseyna, Marsekal Pertama TNI (Purnawirawan) Mardoto, mengaku berkeberatan dengan surat klarifikasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Sebab, salah satu poin dalam surat klarifikasi Kompolnas menyebutkan bahwa kalimat "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything" pada secarik kertas murni tulisan Akseyna.
Baca juga: Perjuangan Keluarga Cari Keadilan untuk Akseyna, Surati Kompolnas tapi Lagi-lagi Kecewa
Menurut Mardoto, poin tersebut tidak sesuai dengan hasil penyidikan sebelumnya, terutama mengenai tulisan tangan pada kertas yang ditemukan di kamar Akseyna.
Kata Mardoto, berdasarkan hasil analisis saksi ahli grafolog Deborah Dewi pada 22 Mei 2015, tulisan tersebut dibuat oleh dua orang dan telah dipaparkan hasilnya kepada polisi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.