JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang santri berinisial BD (15) tewas usai dianiaya oleh temannya R (15), di pondok pesantren Daar El Qolam, Tangerang.
Pihak keluarga pun menilai ada kelalaian dari pihak pondok pesantren atas meninggalnya BD.
Sebab, orangtua korban baru diberitahu soal insiden penganiayaan itu usai BD tak bernyawa.
"Kejadian di pagi hari, diinfonya siang hari sudah meninggal," ujar paman korban, Endang (56) saat dihubungi, Senin (8/8/2022).
"Yang dituntut oleh orangtua korban itu adanya kelalaian (ponpes) terkait soal kejadian anaknya," sambungnya.
Keluarga korban pun mempertanyakan perihal keamanan di Pondok Pesantren tersebut karena kejadian itu tidak diketahui.
Pihak keluarga diinformasikan mengenai kondisi korban justru saat korban telah meninggal dunia.
"Pas kejadian tidak ada yang tahu, diinfokan pas sudah meninggal. Terkait bagian sekuritinya barangkali (lalai)," jelas Endang.
Selain menuntut pondok pesantren, pihak keluarga juga menuntut agar pelaku dihukum seberat mungkin.
"Orangtua almarhum tadi diwawancarai di samping saya, beliau meminta pelaku dihukum sesuai perbuatannya. Kalau bisa dihukum seberat-beratnya," kata Endang.
Baca juga: Santri Tewas Dianiaya Teman, Korban Mengeluh Sakit Kepala lalu Tidak Sadarkan Diri
Polisi saat ini sudah memeriksa pelaku R bersama enam saksi lain terkait tewasnya BD.
Kapolsek Cisoka AKP Nur Rokhman mengatakan, insiden yang menewaskan BD itu terjadi pada Minggu (7/8/2022) pagi sekitar pukul 06.15 WIB.
Saat itu, pelaku RE hendak menanyakan jadwal pelajaran kepada teman sekamar BD, yaitu DS.
Pelaku kemudian mendatangi kamar nomor 6, yang merupakan kamar BD dan DS.
DS ternyata saat itu tengah mandi pagi. Di kamar mandi yang sama ada korban BD yang juga tengah mandi.