Kartu elektronik itu cukup didaftarkan sekali lewat aplikasi Jaklingko, dan selanjutnya bisa terus digunakan untuk melakukan perjalanan antarmoda dengan tarif integrasi.
Sulitnya memindai barcode pada aplikasi Jaklingko di Halte Transjakarta ini sebelumnya dikeluhkan sejumlah pengguna.
Putri Zahra misalnya. Pada Jumat kemarin, Warga Grogol, Jakarta Barat, yang berkantor di Kebon Sirih itu melakukan perjalanan dari Halte Bank Indonesia ke Plaza Blok M untuk urusan pekerjaan.
"Saat saya memindai barcode tiket di Halte Bank Indonesia, saya sampai harus dibantu petugas halte. Pemindaian itu lama, sekitar dua menit, karena saya mencoba beberapa kali sampai menimbulkan antrean agak panjang,” jelas Zahra dilansir dari Kompas.id.
Baca juga: Tarif Integrasi Rp 10.000 di Jakarta Hanya Berlaku lewat Aplikasi Jaklingko
Dari pengalaman Zahra, di siang hari sinar matahari begitu terang sehingga mesin pemindai tidak bisa bekerja dengan baik.
Putri Zahra menilai, penggunaan kartu elektronik lebih tepat ketimbang penggunaan aplikasi.
Pengalaman serupa juga dirasakan Dina Wijaya, warga Pamulang, Tangerang Selatan, yang menjajal tarif integrasi untuk menuju Monas.
Ia mengaku kerepotan saat memindai barcode di halte Transjakarta.
Karena untuk memindai barcode di gerbang pembayaran Transjakarta, alat tidak bisa dengan cepat membaca.
”Tadi saya butuh waktu satu menit untuk barcode di tiket bisa terbaca alat karena alat pembaca di gerbang harus diusap supaya terang membaca,” jelas Dina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.