Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Pemprov DKI Jakarta Genjot Upaya Integrasi Antarmoda Transportasi

Kompas.com - 16/08/2022, 09:37 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta terus menggenjot upaya integrasi antarmoda transportasi.

Hal itu agar moda transportasi di Ibu Kota semakin aman dan nyaman, sehingga masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, salah satu indikator paling sederhana agar sebuah kota disebut maju atau modern adalah ketika masyarakatnya menggunakan kendaraan umum untuk kegiatan sehari-hari.

“Itu sebabnya kita genjot betul transformasinya dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Satu kata kunci, yaitu integrasi. Di kota modern dan global, transportasinya pasti terintegrasi. Naik kendaraan dari mana saja, bisa berpindah ke mana saja, bisa antarmoda,” ungkap Anies Baswedan dalam keterangan persnya, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Cara Pakai Tarif Integrasi Angkutan Umum Jakarta di JakLingko...

Terkait integrasi transportasi, Anies menjelaskan, sejak ada Jakarta dan Lingko (JakLingko) atau sistem terintegrasi antarmoda di DKI Jakarta, pengguna kendaraan umum meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2016.

Hal ini karena kendaraan umum, seperti angkutan kota (angkot) yang disebut Mikrotrans, kini memiliki jangkauan lebih luas serta tidak perlu ngetem.

Kenyamanan yang meningkat berkat sejumlah Mikrotrans yang sudah dilengkapi dengan air conditioner (AC).

Selain itu, pengoperasian 30 bus listrik Transjakarta yang berjalan sejak Jumat (4/3/2022), menambah kenyamanan dalam berkendaraan umum di Ibu Kota. Di samping menekan polusi udara, bus listrik ini pun bebas dari polusi suara.

Baca juga: Naik MRT-Transjakarta dari Bundaran HI ke Ciledug Cuma Bayar Rp 6.750 berkat Tarif Integrasi

Tarif integrasi

Mulai Kamis (11/8/2022), pengguna transportasi publik di Ibu Kota dapat menikmati tarif integrasi antarmoda transportasi.

Adapun implementasi tarif integrasi ini merupakan penugasan yang diamanahkan oleh Pemprov DKI Jakarta agar masyarakat kian tergerak menggunakan transportasi umum.

Penerapan tarif integrasi ini semakin optimal berkat aplikasi JakLingko. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat meng-input lokasi tujuan dan memilih rekomendasi rute sesuai tujuan.

Ongkos tarif yang telah disesuaikan maksimal Rp 10.000 jika menggunakan lebih dari satu moda transportasi. Namun, apabila pengguna hanya menggunakan satu moda, tarif yang berlaku akan sama dengan yang berlaku pada masing-masing operator.

Baca juga: Lewat Tarif Integrasi, Naik 3 Moda Transportasi Cukup Bayar Rp 10.000

Selain dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, PT JakLingko Indonesia juga bersinergi secara intensif dengan tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) transportasi DKI selaku operator yang juga mengimplementasikan tarif integrasi, yaitu PT Transjakarta, PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta (Perseroda), dan PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta.

Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai, kerja sama business-to-business antarpemangku kepentingan memiliki andil besar terhadap upaya integrasi antarmoda transportasi.

“Langkah ini dimaksudkan agar tidak ada sekat yang bisa menghambat orang untuk menggunakan moda transportasi publik,” jelas Yayat.

Baca juga: Cara ke Stasiun Gambir dari Bogor Naik Transportasi Umum

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com