BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 50 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dari Yayasan Jamrud Biru mengikuti prosesi pengibaran bendera bersama warga di Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Rabu (17/8/2022).
Pantauan Kompas.com di lokasi, 50 ODGJ tersebut berjalan bersama ke sebuah lapangan yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi Yayasan Jamrud Biru.
Saat tiba di lapangan, para pasien ODGJ itu langsung diatur berbaris rapi dan masuk ke saf yang sudah disesuaikan.
Suasana di lapangan pun cair. Warga yang sudah hadir lebih dulu di lapangan juga langsung memberi jalan kepada pasien ODGJ untuk masuk ke barisan.
Baca juga: Anies Baswedan: Jakarta Eskalator Peningkat Kesejahteraan Bagi Jutaan Orang
Saat prosesi pengibaran bendera berlangsung, para pasien yang hadir ikut hormat kepada Sang Saka Merah Putih.
Tak hanya hormat bendera, dengan suara yang lantang, mereka juga ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua RT 04 dari Kelurahan Mustikasari yakni Sumar mengatakan bahwa kehadiran ODGJ untuk ikut prosesi upacara bendera memang memang merupakan permintaannya dan warga sekitar.
"Teman-teman dari Jamrud Biru memang saya minta untuk hadir pada upacara pagi ini. Karena saya beserta warga sudah bersatu, Yayasan Jamrud Biru yang ada di lingkungan ini, memang sudah kami anggap saudara," kata Sumar, saat ditemui oleh Kompas.com, Rabu.
Sumar menyebut, persiapan upacara pengibaran bendera bersama ODGJ ini sudah berlangsung selama kurang lebih satu bulan.
Meski sempat ada kesulitan, namun ia menyebut bahwa semua kesulitan tersebut dapat diatasi oleh para pemuda Karang Taruna dan koordinasi dengan Yayasan Jamrud Biru.
Baca juga: Diundang Jadi Tamu Upacara HUT Ke-77 RI, 4.000 Orang dari Masyarakat Umum Diarahkan Parkir di Monas
"Ada kesulitan sedikit, namun semua bisa kami atasi. Saya juga minta kepada warga RT 04, jangan ada pemikiran yang negatif kepada Yayasan Jamrud Biru, jangan memandang sebelah mata siapa orangnya yang hadir," jelas Sumar.
Sementara itu, Pendiri Yayasan Jamrud Biru Suhartono menuturkan bahwa dengan diikutsertakan para ODGJ itu, masyarakat dapat lebih mengenal apa itu ODGJ.
Ia berharap, diskriminasi masyarakat kepada para ODGJ juga bisa segera dihilangkan.
"Ini bisa menjadi suatu momen dan mengenalkan kepada masyarakat, bahwa ODGJ ini perlu perhatian dan kepedulian. Karena saya juga mau, teman-teman ODGJ ini bisa ikut menjadi bagian dari masyarakat," jelas Suhartono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.