Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Engkong Usman, Pejuang Kemerdekaan Asal Bekasi yang Kini Berusia Lebih dari Seabad

Kompas.com - 17/08/2022, 20:06 WIB
Joy Andre,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tak banyak yang tahu bahwa di Bekasi kini hidup seorang pejuang kemerdekaan bernama Usman, atau lebih dikenal sebagai Engkong Usman.

Pria yang kini berusia lebih dari satu abad itu merupakan veteran sekaligus murid langsung dari Pahlawan Nasional asal Bekasi, KH Noer Ali.

Meski berusia lebih dari satu abad, ingatan Engkong Usman masih kuat. Ia menceritakan sejumlah pertempuran yang pernah terjadi di Bekasi, di mana ia ikut berjuang.

Suaranya lantang dan khas, seperti gaya bicara orang Betawi pada umumnya.

Awal perjuangan Engkong Usman dimulai ketika ia bergabung dengan Seinendan, organisasi bentukan Jepang pada 1943.

Baca juga: Menengok Rumah Penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok

Seinendan sendiri merupakan sebuah organisasi barisan pemuda yang dibentuk untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.

"Jepang masuk, saya masih jadi Seinendan waktu itu. Seinendan tuh ibaratnya satpamnya Jepang," cerita Engkong Usman di kursi rodanya.

Semasa menjadi anggota Seinendan, berperang adalah kegiatannya sehari-hari.

Ia bahkan bercerita, bahwa saat pertempuran terjadi di Kali Abang Bungur, temannya yang bernama Salam, tertembak di bagian punggung belakang sebelah kanan.

"Di Kali Abang Bungur, di belakangnya tuh kaya kali gitu, ditembak tuh si Salam sama Belanda," kenang dia.

Baca juga: Mengenal Djiauw Kie Siong, Pemilik Rumah Tempat Soekarno-Hatta Diculik di Rengasdengklok

Tembakan itu pun menyebabkan Salam terpental hingga tercebur ke kali. Melihat temannya jatuh tertembak, secepat kilat Engkong Usman langsung ikut menyeburkan diri ke kali tersebut.

Meski saat itu banyak yang menganggap bahwa kali tempat Salam tercebur banyak dihuni oleh buaya, Engkong Usman tak gentar untuk menolong temannya.

"Turun itu saya (ke kali). Saya turun, saya naikin ininya (punggung belakang), kalau enggak ditolong mah mati. Saya juga takut, katanya di kali ada buayanya, saya turun, saya belain kawan saya, lantaran dia sudah naik, lah saya bawa ke belakang," imbuh Engkong Usman.

Tak hanya kawannya Salam, Engkong Usman juga bercerita bahwa dirinya pernah merasakan diterjang peluru.

Ceritanya bukan hanya bualan belaka. Sarung yang ia kenakan langsung ia singkap. Luka tembakan yang kini ia bawa sepanjang hayatnya langsung ditunjukkan.

Baca juga: Menegok Taman Proklamasi yang Miliki 3 Monumen Bersejarah Terkait Kemerdekaan Indonesia...

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com