Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pejuang Kemerdekaan di Garis Belakang, Terpaksa Curi Buah untuk Perbekalan Tentara hingga Tukar Beras dengan Senjata Jepang

Kompas.com - 18/08/2022, 06:00 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap Indonesia merayakan hari jadinya, sejarah pejuang kemerdekaan kembali diulas untuk memantik patriotisme anak bangsa.

Nama-nama pejuang besar pun muncul. Akan tetapi, tak banyak yang mengenal nama seperti Hasiholan Josia Purba Tondang.

Meski tidak dinobatkan sebagai pahlawan nasional yang berjasa amat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan, pria berusia 95 tahun itu nyatanya ikut berjuang di medan perang.

Pria yang akrab disapa Opung itu merupakan salah satu relawan yang membantu laskar tentara di Sumatera Utara.

Dari atas kursi roda di teras rumahnya di Komplek Kodam Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Opung menceritakan perjuangannya sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Mengenal Kong Usman, Pejuang Kemerdekaan Asal Bekasi yang Kini Berusia Lebih dari Seabad

Dengan napas terbatas namun tetap bersemangat, Opung mengenang saat pertama kali ia bergabung menjadi relawan. Saat itu Indonesia belum merdeka.

"Saya umur 16 sampai 17 tahun waktu itu. Saya bukan tentara, saya cuma buruh. Seperti pemuda lainnya, saya mendaftar menjadi relawan, pemuda itu berebutan mendaftar. Karena semua ingin merdeka!" kata Opung.

Saat itu ia ditempatkan sebagai pasukan perbekalan yang bertugas menyuplai makanan kepada seluruh pasukan.

Namun, lantaran Indonesia masih dikuasai oleh tentara Jepang, ia pun kesulitan untuk mencari bahan makanan untuk dimasak.

"Kami berpindah-pindah, dari kampung ke kampung, kadang masuk hutan. Kadang makan nasi, paling sering sayur seadanya," kenang Opung.

Baca juga: Mengenal Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Mata Berdirinya Sekolah Kedokteran dan Organisasi Budi Utomo

Bila beruntung, ia mendapat pasokan beras yang diberikan para warga di permukiman yang dilintasinya.

"Dikasih beras sama kepala kampung, tapi itu harus ada perintah dari komandan pasukan," kata dia.

Jika sulit mendapat beras, Opung dan rekan-rekannya sesekali mengambil buah hasil ladang para warga yang sudah mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman dari medan perang.

"Kadang curi buah punya warga. Warganya enggak tahu, karena kampung sudah kosong, sudah kabur semua," kata Opung sembari tersenyum.

Opung mengingat, menu andalan pasukannya yang bahannya paling mudah didapat adalah  terong balado.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com