Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Rekaman Paskibra Asyik Berjoget Viral di Medsos, Camat Cabangbungin Buka Suara

Kompas.com - 18/08/2022, 12:17 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sebuah video rekaman memperlihatkan pasukan pengibar bendera (paskibra) asyik berjoget di lapangan saat upacara perayaan HUT ke-77 RI viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa anggota paskibraka berjoget di sebuah lapangan, lengkap dengan seragam putihnya.

Dalam video rekaman berdurasi empat detik itu, para paskibraka juga terlihat bersenang-senang dan tak lama kemudian langsung berlari meninggalkan tiang bendera.

"Ada tindakan yang kurang berpendidikan untuk pasukan pengibar bendera tingkat kecamatan Cabangbungin," tulis akun tersebut dalam kolom keterangan video unggahannya.

Baca juga: Paskibra Upacara HUT Ke-75 RI di Jakarta Utara Hanya Tiga Orang

Menanggapi video yang beredar, Camat Cabangbungin Asep Buhori akhirnya buka suara.

Asep menyebutkan bahwa para paskibra berjoget setelah mereka tuntas melaksanakan pengibaran bendera.

"Intinya itu (aksi joget) kan memang tidak ada dalam rangkaian kegiatan. Karena rangkaian kegiatan upacara itu sudah selesai," ujar Asep kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Ini Nama 3 Paskibraka Pengibar Bendera Merah Putih di Upacara HUT Ke-77 RI

Asep mengatakan bahwa aksi joget paskibra dilakukan saat acara ramah tamah sedang berlangsung atau sekitar pukul 11.00 WIB.

Ia sendiri menyayangkan aksi joget yang dilakukan oleh Paskibra tersebut. Namun, Asep mengatakan bahwa aksi joget itu hanya euforia spontan yang dilakukan oleh remaja.

"Itu kan anak-anak kisaran umur 15-16 tahun. Saya juga menyayangkan, intinya kenapa tari memakai baju paskibra, mungkin kan enggak bisa ditahan rasa senangnya itu," jelasnya.

Pihaknya pun kini telah melakukan pembinaan kepada anggota Paskibra yang melakukan aksi joget tersebut.

Asep menyebut pembinaan dilakukan agar mental para remaja tersebut tidak terganggu karena aksi yang sudah dilakukan.

"Kami lagi lakukan pembinaan saja, kami kan berpikir psikis mereka. Masih usia-usia muda. Mereka kan juga sudah berjasa menaikkan bendera, kalau kami tegurnsecara keras, itu juga tidak baik dampaknya," imbuh Asep.

"Jangan sampai kejiwaannya terganggu, karena kan mereka masih usia muda, masih panjang pendidikannya," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com