JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada satu orang pun yang mengetahui kapan musibah akan datang dan menimpa seseorang.
Setidaknya itu yang dialami oleh Wakidi dan Tukiyem. Pasangan yang keduanya berusia 54 tahun itu adalah korban dari musibah kebakaran hebat yang terjadi di Simprug Golf, Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).
Rumahnya hangus. Perabotan jus yang sehari-hari mereka gunakan untuk mengais rezeki juga ikut ludes.
Tak ada yang bisa mereka berdua selamatkan selain satu unit sepeda motor dan sebuah televisi.
Baca juga: Kebakaran di Resor Putri Duyung, Pengunjung Sempat Dengar Ledakan dari Dapur
"Peralatan jualan hangus semua. Gelas, piring, kulkas, lemari, semua hangus," ucap Wakidi lirih.
Keduanya menahan tangis. Sang istri, Tukiyem bahkan sempat meneteskan air matanya tatkala dipeluk dan diberi semangat oleh seorang warga yang ikut prihatin atas musibah yang menimpa keluarga Tukiyem.
"Yang tabah bude, ya," ucap sang tetangga sambil memeluk Tukiyem.
Usai kalimat penyemangat itu terlontar, sekejap wajah Tukiyem memerah. Ia mengucapkan terima kasih sambil menyeka air yang sudah terlanjur keluar dari matanya.
Baca juga: Resor Putri Duyung Ancol Kebakaran, 12 Unit Mobil Pemadam Diterjunkan untuk Jinakkan Api
Sang suami, Wakidi bercerita bahwa kebakaran itu terjadi secepat kilat. Dirinya tidak mengetahui dari mana api datang dan apa penyebabnya.
"Saya enggak tahu apa-apa. Saya sendiri kurang tahu, dari apa saya enggak tahu. Tahu-tahu kebakaran. Saya mau beresin barang, sudah enggak keburu," jawab Wakidi.
Minimnya waktu evakuasi membuat keduanya memilih untuk mengevakuasi benda yang dianggapnya penting.
Sementara benda-benda lain, mau tak mau harus mereka ikhlaskan dilalap si jago merah. Pakaian yang tersisa pun hanya selembar baju dan celana, yang kini melekat di tubuh keduanya. Usai api dinyatakan padam, warga sekitar sibuk membantu satu sama lain.
Situasi gotong royong langsung terlihat. Di gang yang cenderung sempit itu, para warga yang rumahnya tidak terdampak kebakaran, mendadak membuat dapur darurat di jalanan.
Di sana, mereka sibuk mengolah mi instan untuk selanjutnya diberikan kepada para korban.
"Ini buat korban kebakaran di sana," ucap salah satu ibu-ibu yang ikut memasak, sambil menunjuk ke lokasi kebakaran.