Hal tersebut merupakan imbas ditutupnya tempat wisata pada masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pada masa pandemi, manajemen Taman Impian Jaya Ancol melakukan tindakan efisiensi cashflow dengan strategi basic cost dan pengeluaran biaya yang berfokus kepada keselamatan pengunjung.
“Penjadwalan ulang seluruh proyek dan fokus terhadap proyek ‘Symphony of The Sea’(Kawasan pantai timur)” menurut Direktur Utama PT Pembagunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali, dalam jumpa publik di Candi Bentar Hall Jakarta Utara pada 30 Agustus 2021.
Manajemen Taman Impian Jaya Ancol juga telah merencanakan inisiatif transformasi bisnis secara menyeluruh dengan target perseroan akan menjadi World Class Brand of Indonesia melalui beragam inisiatif kegiatan.
Target akhir yang ingin diberikan kepada publik adalah rasa kepuasan dan kebahagiaan, kemudian dikemas dengan strategi perubahan brand identity, yaitu perwajahan baru logo Ancol.
Perubahan perwajahan logo Ancol menjadi kemasan awal untuk memperkenalkan kembali profil Taman Impian Jaya Ancol kepada masyarakat pada situasi pascapandemi.
Melalui sebuah konsep visualisasi logotype Ancol dengan nuansa warna biru tua yang dibubuhi visual bintang pada huruf A telah menjadi pencitraan baru bagi Taman Impian Jaya Ancol.
Sebuah pencitraan yang memberikan harapan baik bagi seluruh masyarakat di Indonesia yang akan bertamasya di Taman Impian Jaya Ancol.
Harapan besar Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali bisa memberikan kebahagiaan kepada masyarakat.
Lebih lanjut, dia memiliki harapan melalui brand brand baru dan logo baru, Ancol hadir dengan Semangat baru.
Tentunya perlu disimak lebih lanjut gambaran makna konsep logo baru Ancol dengan warna biru, yaitu:
Kesimpulan makna logo baru Ancol adalah menggambarkan sebuah kebahagiaan murni, dampak yang abadi, serta demokratisasi, inklusivitas, dan aksesibilitas.
Menurut Surianto Rustan, pakar dan penulis buku desain logo 2021, keberadaan logo merupakan perwajahan dari brand, di mana logo perlu selaras dengan kepribadian/karakter brand.
Apabila karakter logo menampilan image keceriaan/menyenangkan, maka unsur tersebut harus tercermin dalam perwajahan visual logo tersebut.
Surianto Rustan menyampaikan beberapa poin penting terhadap kebutuhan perubahan logo perusahaan, yaitu: