Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Pembangunan Gedung Bawaslu Kota Bekasi di Area Resapan Air, Warga Pasang Spanduk

Kompas.com - 22/08/2022, 14:44 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang mengatasnamankan warga lingkungan Kayuringin 2 membuat spanduk penolakan pembangunan gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

Pantauan Kompas.com di Lapangan Bimba, Perumnas 2, Kelurahan Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, Senin (22/8/2022), spanduk penolakan pembangunan tersebut terbentang di atas persimpangan jalan.

"KAMI WARGA PERUMNAS 2 KOTA BEKASI MENOLAK KERAS PEMBANGUNAN GEDUNG BAWASLU DI LAPANGAN BIMBA," demikian isi spanduk tersebut.

"FASUS FASOS INI BUKAN UNTUK GEDUNG BAWASLU," lanjutan isi spanduk.

Baca juga: Duel Sengit Sopir Taksi Online di Bekasi Lawan Perampok yang Nyamar Jadi Penumpang

Ketua RW 009 Kayuringin Jaya, Widi Kurniawan (49), mengatakan bahwa mulanya Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi mengirimkan surat terkait rencana pembangunan gedung Bawaslu.

Warga kemudian membalas surat tersebut untuk menolak pembangunan gedung Bawaslu.

Sebab, menurut Widi, para warga sepakat memanfaatkan lahan fasos dan fasum untuk kepentingan masyarakat.

"Karena Bawaslu ada kaitan politiknya, masyarakat kurang nyaman jika mereka (Bawaslu) berkantor di sana," kata Widi di rumahnya, Senin.

Baca juga: Kilas Balik Kasus Kebakaran Gedung Kejagung yang Pernah Ditangani Ferdy Sambo

Widi menyebutkan, lahan yang rencananya digunakan sebagai lokasi pembangunan gedung Bawaslu yang baru itu merupakan jalur hijau atau resapan air.

"Masyarakat Perumnas II yang terdiri dari enam RW itu ya menolak terkait pembangunan gedung Bawaslu," sebut dia.

Oleh karena itu, Widi berujar, warga ingin lahan seluas 5.400 meter persegi di wilayah tersebut dimanfaatkan untuk sarana terbuka.

"Sarana terbuka olahraga, buat resapan air juga. Kalau bisa juga ada gedung balai rakyat, jadi itu bagusnya," ujar dia.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Fasilitas Kesehatan Harus Perkuat Surveilans

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tidak ingin berkomentar banyak mengenai spanduk penolakan dari warga.

"Nanti saya cek lagi. Itu kan pelaksanaannya lebih ke lurah dan camat, seperti apa itu nanti," ujar Tri singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com