Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kombes Budhi Herdi Tangani Kasus Brigadir J, Kini Dicopot sebagai Kapolres Jaksel

Kompas.com - 23/08/2022, 20:54 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes Polri kembali memutasi anggota yang bertugas di Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Ada sembilan anggota Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan yang dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri karena diduga tidak profesional dalam penanganan kasus penembakan Brigadir J.

Mutasi sembilan perwira Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Nomor ST/1751/VIII/Kep./2022 yang terbit pada Senin (22/8/2022).

"(Surat telegram) ditandatangani oleh As SDM (Asisten Sumber Daya Manusia) atas nama Kapolri," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Kapolres Jaksel hingga Wadirkrimum Polda Metro Jaya Dimutasi Buntut Kasus Brigadir J

Salah satu anggota Polri yang dimutasi yakni Kombes Budhi Herdi Susianto yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.

Sebelum dimutasi, jebolan akademi kepolisian tahun 1996 itu telah lebih dahulu dinonaktifkan dari jabatannya pada 20 Juli 2022.

Kini, Kombes Budhi Herdi telah ditempatkan di tempat khusus.

Saat menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan, Budhi memberikan pernyataan soal kematian Brigadir J.

Baca juga: Daftar 9 Perwira Polda Metro dan Polres Jaksel yang Baru Dimutasi Terkait Kasus Brigadir J

Budhi saat itu menyebut Brigadir J tewas akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Budhi menyampaikan keterangan itu tiga hari setelah peristiwa terjadi.

Pernyataan lengkap Budhi soal kasus Brigadir J

Kronologi versi Budhi

Budhi saat itu menjelaskan, Brigadir J tewas dalam baku tembak sekitar pukul 17.00 WIB.

Menurut Budhi, aksi tembak menembak itu dipicu karena Brigadir J diduga melecehkan Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo.

Saat itu, kata dia, Putri Chadrawathi sedang tertidur setelah tiba di rumah usai melakukan perjalanan dari luar kota.

"Karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu sempat tertidur. Pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," ujar Budhi.

Baca juga: Wadirkrimum Polda Metro Dicopot Buntut Kasus Brigadir J, Penggantinya Akan Ditunjuk Mabes Polri

Tindakan asusila Brigadir J, kata Budhi, saat itu ketahuan oleh istri Ferdy Sambo yang terbangun dari tidur lalu berteriak meminta tolong.

"Pada saat ibu (istri Kadiv Propam) tertidur, lalu terbangun dan kaget, kemudian menegur saudara J. Saudara J membalas, 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang," kata Budhi.

Menurut Budhi, teriakan Putri Chandrawathi membuat Bharada E datang menghampiri pusat suara.

"Saudara E datang menanyakan yang terjadi, bukan dijawab tapi dilakukan penembakan oleh saudara J," kata Budhi.

Jumlah tembakan

Saat itu Bharada E disebut membalas tembakan sebanyak 5 kali ke arah Brigadir J. Lima tembakan tersebut tepat sasaran mengenai bagian tubuh Brigadir J.

"Tembakan (Brigadir J) tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," ucap Budhi.

Budhi juga menjelaskan jenis senjata yang digunakan oleh Brigadir J dan Bharada E dalam aksi baku tembak.

Budhi mengungkapkan, kala itu Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru, sedangkan Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru.

Baca juga: 9 Perwiranya Dicopot Buntut Kasus Brigadir J, Polda Metro: Kami Loyal dengan Keputusan Kapolri

Penyidik menyita dua senjata yang digunakan oleh Brigadir J dan Bhrada E saat olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru, artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," kata Budhi.

"Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magasinnya, dan kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin," imbuh dia.

Kamera CCTV mati

Selain itu, Budhi mengatakan, kamera CCTV yang berada di rumah Irjen Ferdy Sambo dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat merekam detik-detik peristiwa itu terjadi.

Kamera CCTV itu disebut rusak sejak dua minggu sebelum baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.

"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan (kamera) CCTV rusak. Rusak sejak dua minggu lalu, sehingga tidak dapat kami dapatkan," ucap Budhi.

Baku tembak hanya rekayasa

Atas hasil penyelidikan Polres Jaksel, pihak keluarga Brigadir J menilai ada kejanggalan dalam kronologi dan penjelasan yang disampaikan polisi soal kematian Brigadir J.

Sebab, pihak keluarga menemukan sejumlah luka lain selain luka tembak di tubuh jenazah Brigadir J.

Mabes Polri yang mengambil alih penyelidikan kasus tersebut belakangan mengatakan bahwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E tidak pernah terjadi.

Aksi baku tembak itu hanya rekayasa atau skenario yang dibuat Irjen Ferdy Sambo.

Baca juga: Polda Metro Pastikan Penanganan Kasus Kriminal Tak Terganggu Meski 7 Pejabat Ditreskrimum Dicopot

Kejadian sebenarnya, Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E atas perintah Ferdy Sambo. Sambo disebut juga ikut menembak Brigadir J.

Mabes Polri telah menetapkan Ferdy dan Bharada E sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.

Selain itu, ada tiga tersangka lain dalam kasus ini, yakni Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.

Puluhan anggota Polri yang diduga terlibat dalam skenario Sambo atau tidak profesional dalam menangani penyelidikan kasus Brigadir J telah dimutasi ke Yanma Polri. Di antara mereka, ada yang ditempatkan di tempat khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com