Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2022, 08:13 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan terlihat jelas di bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Sukadaya, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.

Murid-murid yang seharusnya diberikan fasilitas terbaik untuk menuntut ilmu, justru tidak terlihat di SD Negeri tersebut.

Bangunan sekolah yang terdiri dari total 6 ruang kelas itu, hampir semua plafon di ruang kelas tampak berlubang.

Baca juga: Plafon Berlubang dan Rusak, Murid SDN 02 Sukadaya Belajar Tergantung Cuaca

Kondisi ruang-ruang kelas juga jauh dari kata layak. Kaca jendela pecah dan berlubang, sementara tembok penuh dengan coretan.

Di salah satu ruang kelas bahkan tidak tersedia bangku dan meja, sehingga para siswa-siswi terpaksa belajar di lantai dan hanya beralaskan terpal seadanya.

Pintu-pintu masuk di kelas-kelas tersebut juga tampak lapuk dimakan rayap. Beberapa dinding di ruang kelas bahkan bolong dan ditambal sulam menggunakan sebuah triplek yang ikut rusak termakan usia.

Ironisnya, jarak antarsekolah dan gedung Pemerintah Daerah (Pemda) Bekasi tidak lebih dari 40 kilometer.

Baca juga: Kondisi SDN Sukadaya 02 Bekasi, Plafon Berlubang dan Ada Kelas yang Tak Punya Meja-Kursi

Para siswa terlantar lantaran kerusakan di gedung tersebut sudah terjadi selama beberapa tahun ke belakang.

Sudah 5 tahun rusak

Berdasarkan informasi dari salah satu tenaga pengajar, kondisi bangunan yang rusak itu sudah terjadi selama 5 tahun.

"Kondisi (tidak layak) ini kalau 5 tahun mah ada," ucap salah tenaga pengajar yang tidak ingin disebutkan namanya, di lokasi, Kamis (25/8/2022).

Proses renovasi juga tak pernah dilakukan dan menjadikan bangunan tersebut menjadi sangat tidak layak.

Baca juga: Sudah 5 Tahun, SD Negeri 02 Sukadaya Beratap Bolong dan Dinding Penuh Coretan

Proses belajar bergantung pada cuaca

Tenaga pengajar itu mengungkapkan bahwa kondisi atap plafon yang berlubang membuat semua kegiatan belajar bergantung pada cuaca.

Jika musim hujan, anak-anak pun diwajibkan melepas sepatu, karena kondisi ruangan akan basah akibat air hujan.

"Kalau sehabis hujan, tetap ngajar. Tapi anak-anak sepatunya dilepas atau pakai sandal. Kalau musim hujan, ya enggak harus pakai sepatu," ujar dia.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang diucapkan salah satu orangtua murid, Sadiyah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Rute Mikrotrans JAK16 PGC-Condet

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Rute Mikrotrans JAK14 Tanah Abang-Meruya

Megapolitan
Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Aksi Nekat Pengendara Motor di Depok, Mengemudi Sambil Rebahan Berujung Denda Rp 750 Ribu

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri, Dipaksa Layani 7 Pria Hidung Belang Sehari

Megapolitan
Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Rumah Belajarnya Dikunjungi Kaesang Pangarep, Nenek Dela: Ratapan Kami Tidak Diakui Pemerintah

Megapolitan
Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Remaja di Bekasi Dijual Pasutri lewat MiChat, Awalnya Dijanjikan Jadi Pemandu Karaoke

Megapolitan
Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Kronologi Tewasnya Siswi SD di Jaksel Terungkap lewat CCTV: Korban Lompat dari Ketinggian

Megapolitan
18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

18 CCTV Diangkut untuk Ungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma

Megapolitan
Pelarangan 'Social Commerce' Tuai Pro-Kontra, Konsumen: Seharusnya Pemerintah Beri Edukasi Pemasaran untuk Pedagang

Pelarangan "Social Commerce" Tuai Pro-Kontra, Konsumen: Seharusnya Pemerintah Beri Edukasi Pemasaran untuk Pedagang

Megapolitan
Tim Sar Temukan Remaja yang Tenggelam di Waduk Rusun Flamboyan

Tim Sar Temukan Remaja yang Tenggelam di Waduk Rusun Flamboyan

Megapolitan
Saat Kasat Reskrim dan Kapolsek Pesanggrahan Beda Kronologi Meninggalnya Siswi SD di Jaksel

Saat Kasat Reskrim dan Kapolsek Pesanggrahan Beda Kronologi Meninggalnya Siswi SD di Jaksel

Megapolitan
Pro-Kontra Pelarangan 'Social Commerce', Tidak Akan Kembalikan Pembeli di Tanah Abang

Pro-Kontra Pelarangan "Social Commerce", Tidak Akan Kembalikan Pembeli di Tanah Abang

Megapolitan
Sebut Keuangan dan Rumah Tangganya Berantakan, Korban Penipuan 'Preorder' iPhone Rihana-Rihani Menangis

Sebut Keuangan dan Rumah Tangganya Berantakan, Korban Penipuan "Preorder" iPhone Rihana-Rihani Menangis

Megapolitan
Potret Hari Pertama Warga Eks Kampung Bayam Nyaman Tempati Rusunawa Nagarak

Potret Hari Pertama Warga Eks Kampung Bayam Nyaman Tempati Rusunawa Nagarak

Megapolitan
Sebelum Colong Motor di Kembangan, Dua Pria Ini Lebih Dulu Beraksi di Ciledug

Sebelum Colong Motor di Kembangan, Dua Pria Ini Lebih Dulu Beraksi di Ciledug

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com