Setelah itu, ada pelajaran mengenai Pancasila dan kewarganegaraan yang diberikan oleh pembimbing dari BPIP.
Baca juga: Langkah I Dewa Ayu Firsty Wujudkan Asa, Pembawa Bendera Pusaka di Istana
Bagi Ayumi, aktivitas tersebut tidak jauh berbeda dengan kegiatan sehari-harinya. Sebab, ia mengenyam pendidikan di SMAN 2 Taruna Bhayangkara, salah satu sekolah berasrama di Banyuwangi.
“Jadi kalau sudah masuk asrama seperti di Cibubur itu sudah biasa, soalnya saya terbiasa disiplin di asrama. Ada pelajaran-pelajaran untuk disiplin dan mandiri,” ucapnya.
Selama satu bulan, Ayumi menjalani karantina. Ia tidak bisa bertemu dan berkomunikasi dengan ibundanya. Seluruh anggota Paskibraka tidak boleh memegang ponsel ketika menjalani pelatihan.
Namun, hal itu tidak mengganggu Ayumi. Ia merasa senang memiliki kawan baru dengan latar belakang berbeda, teman sebaya yang berasal dari berbagai daerah, dari Aceh hingga Papua.
Wiladatika tidak sekadar menjadi tempat bagi Ayumi untuk memperkuat mental dan fisik. Di sana, dia juga belajar berinteraksi, bertoleransi, saling menghargai dan menghormati perbedaan. Perasaan saling memiliki, solidaritas, dan kekompakan, perlahan mulai terbangun.
“Menyatukan kami semua menjadi satu hati itu tidak mudah,” tutur Ayumi.
Baca juga: Mengenal Ayumi Putri Sasaki, Pembawa Baki Upacara Penurunan Bendera di Istana Negara
Ayumi baru bisa bertemu dengan ibunya setelah Upacara Penurunan Bendera Sang Merah Putih pada Rabu (17/8/2022) sore di halaman Istana Merdeka. Ayumi bertugas sebagai pembawa bendera di Tim Pancasila Sakti.
Sang ibu mengungkapkan perasaan bangga ketika melihat putrinya berhasil menunaikan tugas dengan sempurna. Kendati demikian, Ayumi merasa belum bisa memberikan yang terbaik kepada orangtua tunggalnya itu.
Ketika itu Ayumi sempat berucap, “maaf ya Ma masih belum bisa memberikan yang terbaik.”
“Kamu jadi seperti ini sudah yang terbaik, sudah bikin mama bangga,” ujar Ayumi menirukan ucapan ibunya. Air mata Ayumi berlinang saat menceritakan momen itu.
Harapan remaja 17 tahun itu sangat sederhana. Kelak Ia bisa menggantikan peran mamanya sebagai tulang punggung keluarga.
“Saya ingin menjadi orang yang sukses supaya bisa membanggakan keluarga, orangtua, dan bisa menjunjung derajat mama saya,” kata Ayumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.