JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyebutkan anggaran merevitalisasi Kota Tua di Jakarta Barat mencapai puluhan miliar.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menuturkan salah satu tujuan revitaslisasi ini adalah untuk menyulap kawasan tersebut menjadi zona rendah emisi.
"Kenapa bisa hingga puluhan miliar, karena digunakan untuk menyulap Kota Tua menjadi kawasan pedestrian untuk menunjang penerapan zona rendah emisi atau low emission zone (LEZ)," kata Hari dilansir dari Antara, Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: Kerinduan Pengunjung Beraktivitas di Kota Tua Saat Malam Hari, Cantik Juga Lampu-lampunya
Hari menerangkan revitalisasi tersebut di antaranya adalah pembuatan trotoar, selter transjakarta, air mancur, dan penataan lampu.
Hari menerangkan anggaran puluhan miliar yang digunakan dalam revitalisasi ini bukan berasal dari anggarapan pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.
Menurut dia, anggaran untuk Kota Tua bersolek ini berasal dari pihak swasta ketika meminta izin lokasi melalui penerbitan Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan (SP3L).
SP3L sendiri merupakan kewajiban bagi pihak swasta atau pengembang yang melakukan pembangunan kawasan di atas 5.000 meter di Jakarta.
Baca juga: Revitalisasi Kota Tua Jakarta, Ini 5 Hal Baru yang Bisa Ditemukan
"Anggaran revitalisasi ini berasal dari skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) dari tiga swasta PT MEA, PT Aruna, dan PT PJP," ujar Hari.
Lebih lanjut, Hari menerangkan bahwa revitalisasi Kota Tua Jakarta belum sepenuhnya selesai. Menurut Harim masih ada beberapa sudut wilayah yang harus dipoles lagi.
"Selter itu tinggal dirapihkan sedikit saja, paling seminggu selesai dan yang lainnya tinggal tahap finishing," tutur Hari.
Total luas fasilitas pejalan kaki yang tersedia setelah revitalisasi mencapai 329 ribu meter persegi.
Jalanan di depan Stasiun Jakarta Kota pun kini telah disulap menjadi kawasan pejalan kaki yang luas dari sebelumnya merupakan akses kendaraan bermotor.
Baca juga: Inisiatif Anies Hadirkan Kesetaraan di Kota Tua, Fasilitas bagi Pejalan Kaki Diperbanyak
Hari menuturkan revitalisasi memakan waktu lama karena sejumlah faktor.
Pertama, dangkalnya pondasi trotoar pernah menyebabkan tanah longsor sehingga harus dilakukan perubahan pondasi di bagian dalam, serta juga terdapat beberapa rancangan yang mengalami perubahan.
Kedua, pemerintah DKI perlu memindahkan utilitas PT Kereta Api Indonesia (KAI) termasuk utilitas air bersihnya.
"Itu yang membuat lama. Harusnya sudah selesai. Tapi ini sudah tak lama (lagi), paling sepekan," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.