JAKARTA, KOMPAS.com - Acara Cuci Kaki Massal yang digelar di Kelurahan Kali Anyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu (27/8/2022) sore penuh dengan tangis haru.
Kaum ibu-ibu duduk berbaris di kursi yang telah disiapkan panitia, sementara di bawahnya anak mereka duduk meleseh.
Sang anak lalu mencuci kaki ibunya menggunakan air di baskom sebagai tanda permintaan maaf mereka kepada sang ibunda.
Tangis pun pecah dalam acara itu. Para ibu-ibu dan anak-anak tak bisa menahan air mata mereka yang jatuh bercucuran.
Baca juga: Profil Khafi Maheza, Pengemudi Mobil yang Tampar Sopir Transjakarta hingga Jadi Tersangka
Salah satu peserta yang mengikuti acara itu adalah Nur.
Ia diam-diam mengajak anaknya untuk mengikuti kegiatan cuci kaki massal itu karena ingin anaknya yang masih duduk di kelas 5 SD ini bisa berubah menjadi anak yang berbakti kepada.
Sebab, anaknya selama ini suka membantah dan melawan perintah Nur.
"Suka ngebantah. Masalah sepele, pulang sekolah baju enggak buru-buru dibuka. Main lempar," kata Nur dilansir dari TribunJakarta.com pada Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: BEM UI Soroti Kekayaan Rektor Ari Kuncoro, Bertambah Rp 35 Miliar dalam 3 Tahun
"Apalagi kalau main HP, kalau dilarang enggak mau. Guling-gulingan. Ngerengek," sambungnya.
Bahkan, tak jarang Nur sampai menangis gara-gara sikap anaknya yang kasar dan tidak sopan.
"Saya pernah dikatain kata-kata kasar. Saya sampai mengeluarkan air mata," tambahnya.
Ia berharap setelah mengikuti kegiatan acara cuci kaki massal sikap anaknya bisa berubah.
"Dengan adanya acara ini saya berharap, anak saya terbuka hatinya. Jadi anak yang soleh dan berbakti," ujarnya.
Baca juga: Truk Boks Tabrak Rambu dan Terguling di Depan Mal Cipinang Indah, Kalimalang Sempat Macet Parah
Masih di tempat yang sama, Muhammad Akil (25) tak kuasa membendung air matanya ketika sedang mencuci kaki ibunya.
Ia menangis kejar mengingat dosa-dosanya yang dulu-dulu diperbuat kepada sang ibu, Rahmawati (57).