Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memorabilia Sarung Mbah Moen hingga Gus Dur, Bersejarah dan Punya Nilai Spiritual

Kompas.com - 29/08/2022, 13:30 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang tampak mengenakan sarung dengan motif yang beragam. Mereka berbincang dan hilir mudik di Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC UI), Depok, Sabtu (27/8/2022) lalu.

Pakaian yang dikenakan sejumlah orang itu merupakan dresscode pendukung kegiatan pameran seni rupa dan sarung yang diadakan dalam rangka hari jadi ke-3 Jejaring Duniasantri.

Pada acara ini, ruang tengah Gedung MAC UI ditata sedemikian rupa untuk menjadi galeri lukisan wajah sejumlah tokoh Indonesia, mulai dari KH Yahya Cholil Staquf, KH Hasjim Asyaari, KH Maemun Zubair atau Mbah Moen, KH Hasyim Muzadi hingga Gus Dur dipajang.

Lukisan-lukisan itu merupakan karya seniman Kaisar Nuno.

Beberapa sarung ikut dipajang untuk melengkapi memorabilia tokoh yang wajahnya dilukis Nuno.

Baca juga: Jejaring Duniasantri Pajang Lukisan dan Sarung Memorabilia Mbah Moen hingga Gus Dur di Makara Art Center UI

Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ketiga, Jejaring Duniasantri bekerja sama dengan Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC) UI menggelar serangkaian kegiatan yang berpuncak pada pertunjukan Monolog Negeri Sarung di MACUI, Depok, Sabtu (27/8/2022). Kegiatan ini juga turut memamerkan lukisan serta memorabilia sarung milik Mbah Moen hingga Gus Dur.Dokumentasi Jejaring Duniasantri Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ketiga, Jejaring Duniasantri bekerja sama dengan Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC) UI menggelar serangkaian kegiatan yang berpuncak pada pertunjukan Monolog Negeri Sarung di MACUI, Depok, Sabtu (27/8/2022). Kegiatan ini juga turut memamerkan lukisan serta memorabilia sarung milik Mbah Moen hingga Gus Dur.

Sedangkan di luar ruang galeri, terdapat instalasi "Rumah Sarung" yang menyambut kedatangan pengunjung.

Rumah Sarung dibuat dari bambu hijau sebagai rangkanya, sedangkan puluhan sarung berbagai motif menjadi atap dan dinding karya seni yang dipamerkan itu.

"Itu art untuk awareness masyarakat supaya reminder bahwa di sini ada event dan ini terkait dengan sarung dan sarung itu adalah ciri khas budaya bangsa dan masyarakat kita," ujar Budayawan Nahdliyin sekaligus Ketua Dewan Pembina Jejaring Dunia Santri Ngatawi Al-Zastrow, Sabtu.

Baca juga: Mahfud MD: Kaum Santri Habis-habisan Memerdekakan Bangsa

Menurut Al-Zastrow, sarung-sarung tersebut punya banyak cerita. Selain dikenakan pemiliknya untuk kegiatan ibadah, sarung-sarung tersebut juga pernah dikenakan untuk menghadiri acara maupun kegiatan penting hingga menjadi memorabilia.

Sarung Mbah Moen, misalnya. Sarung putih berpadu warna kuning, cokelat dan berkelir abu-abu itu memiliki cerita panjang saat dikenakan ulama sekaligus politikus Indonesia itu.

"Kemudian sarung Gus Dur, ini yang dipajang (dalam pameran) menjadi (tinggal) satu-satunya yang disimpan oleh ahli waris. Yang lain tidak tahu ke mana," kata Al-Zastrow.

Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ketiga, Jejaring Duniasantri bekerja sama dengan Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC) UI menggelar serangkaian kegiatan yang berpuncak pada pertunjukan Monolog Negeri Sarung di MACUI, Depok, Sabtu (27/8/2022). Kegiatan ini juga turut memamerkan lukisan serta memorabilia sarung milik Mbah Moen hingga Gus Dur.Dokumentasi Jejaring Duniasantri Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ketiga, Jejaring Duniasantri bekerja sama dengan Makara Art Center Universitas Indonesia (MAC) UI menggelar serangkaian kegiatan yang berpuncak pada pertunjukan Monolog Negeri Sarung di MACUI, Depok, Sabtu (27/8/2022). Kegiatan ini juga turut memamerkan lukisan serta memorabilia sarung milik Mbah Moen hingga Gus Dur.

Al-Zastrow menuturkan, dahulu sarung tersebut pernah dikenakan Gus Dur sepulang studi dari Timur Tengah pada Mei 1971.

"Sarung itu di saat ngaji kitab hikam gitu, pesantren, itu sering pakai sarung. Kemudian sarung Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) bersejarah, karena digunakan pada saat menemui tokoh dunia waktu beliau keliling itu sambil menpromosikan identitas islam nusantara," kata Al-Zastrow.

Motif batik dari sarung Gus Yahya yang dipajang dalam pemeran itu rupanya juga memiliki makna sendiri, yakni tentang perdamaian cinta kasih.

Baca juga: Ceritakan Kedekatan Dengan Gus Dur, Prabowo: Saya Jenderal yang Bisa Masuk Kamar Beliau

Bagi Al-Zastrow, selain bersejarah dan memiliki arti, sejumlah sarung milik tokoh yang dipamerkan juga punya nilai spiritual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com