JAKARTA, KOMPAS.com - Enam terdakwa kasus pengeroyokan terhadap akademisi Ade Armando meminta keringanan hukuman saat sidang pembacaan nota pembelaan atau pleidoi, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (29/8/2022).
Dalam sidang sebelumnya, jaksa menuntut terdakwa Marcos Iswan, Komar, Abdul Latif, Al Fikri Hidayatullah, Dhia Ul Haq, dan Muhammad Bagja, dengan pidana penjara selama dua tahun.
Kuasa hukum para terdakwa pun meminta hakim memberikan vonis ringan atas berbagai pertimbangan. Bahkan, hakim diminta membebaskan Muhammad Bagja dibebaskan dari tuntutan karena terdkawa baru lulus sekolah.
Gading Nainggolan, kuasa hukum Al Fikri Hidayatullah, meminta vonis ringan kepada hakim. Pasalnya ia mengatakan, Fikri semula ikut mengeroyok Ade Armando namun berubah pikiran. Menurut dia, Fikri sempat melindungi Ade dari pengeroyokan.
"Terdakwa empat (Fikri) berubah pikiran menjadi melindungi saksi korban, yang sebagian telah disampaikan terdakwa empat pada sidang sebelumnya," ujar Gading saat membacakan pleidoi, Senin.
Menurut Gading, saat ikut mengeroyok Ade Armando, Fikri mendengar suara "Islam tidak membunuh" sehingga terdakwa melindungi Ade Armando.
Bukti bahwa Fikri turut melindungi Ade Armando telah diberikan tim kuasa hukum dalam persidangan sebelumnya.
Bukti tersebut berupa tangkapan layar video saat Fikri mencoba melindungi Ade Armando yang sudah terluka akibat amukan massa.
Selanjutnya, Gading mengatakan, Fikri mengakui kesalahannya dan telah meminta maaf kepada Ade Armando, kemudian permintaan maaf itu sudah diterima oleh Ade pada sidang sebelumnya.
Sementara itu, Anjas Asmara, kuasa hukum Muhammad Bagja mengatakan, saat Ade Armando diamuk massa, kliennya tidak terlibat dalam pengeroyokan tersebut. Ia hanya menarik kaus yang dikenakan saksi korban.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.