Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Truk Maut di Bekasi, Orangtua Korban: Anak Saya Teriak Minta Tolong

Kompas.com - 01/09/2022, 16:07 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Abdul Muis Al Habsi (10), merupakan salah satu korban dalam kecelakaan maut truk di Bekasi, Rabu (31/8/2022).

Dalam kecelakaan maut di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung Km 28,5, Kota Baru Bekasi Barat, Kota Bekasi, dia sempat meminta tolong saat kejadian berlangsung.

"Katanya sempat teriak, anak saya sempat teriak (minta tolong)," ungkap ayah kandung korban, Mardani (35), saat ditemui Kompas.com di rumah duka, Kampung Rawa Pasung, RT 002 RW 004 Kota Baru, Bekasi Barat, Kamis (1/9/2022).

"Dia teriak, ‘Opah, tolongin aku opah’," lanjutnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Soroti Dua Kecelakaan Maut yang Libatkan Truk Besar di Bekasi, Terjadi Dalam Selang Waktu 45 Hari

Disebutkan bahwa anak berusia 10 tahun itu memanggil-manggil kakeknya, yang akrab disapa dengan panggilan opah.

"Karena kan yang sering antar jemput opahnya. Dia teriak, ‘Opah, opah’ mungkin pas habis lihat opahnya jemput itu dia istirahat keluar, lihat opahnya tadi kali. Sempat ngelihat opahnya jemput dia (adiknya) makanya teriak-teriak, 'Opah, opah, opah’," tutur Mardani.

Mardani turut menyampaikan, saat kejadian berlangsung dirinya tengah bekerja. Sementara ibu kandung korban, Ulpia (34) yang pertama kali mendengar kabar kecelakaan maut di Bekasi itu, berada di rumah.

"Habis pulang saya anterin les kejadian itu (tabrakan) abangnya. Katanya ada tabrakan, temennya yang kasih tahu ke saya, saya ada di rumah ‘mama Adul, katanya Adul kejepit’ saya buru-buru ke lokasi, ke RSUD," terang Ulpia.

Ketika sampai di lokasi, Ulpia belum mengetahui di mana anaknya berada. Sebab, posisi tubuh anaknya masih tergencet mobil.

"Dia kan posisinya pas di mobil masih kegencet mobil, mobil mundur (baru) ketahuan anak saya di situ. Saya langsung lemas," ucap dia.

Baca juga: Abdul, Korban Kecelakaan Truk Bekasi Sempat Tak Mau Berangkat Sekolah di Hari Itu...

Sementara itu, Mardani berujar sempat ingin membawa anaknya langsung ke rumah mereka untuk dimandikan dan dikafani di sana.

Sopir dan kernet mobil pikap tewas dalam kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Sopir dan kernet mobil pikap tewas dalam kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang.

Namun, dia mengurungkan niatnya usai mendapatkan dokter di rumah sakit, yakni lebih baik Abdul dimandikan lalu dikafani di sana.

"Dokter nyaranin, saya dinasihatin, ‘Coba bapak lihat sendiri kalau emang bapak kuat, bapak mampu ya sudah enggak apa-apa. Kalau misalnya enggak bisa, enggak kuat biar pihak rumah sakit aja yang ngurusin'," katanya.

Mardani akhirnya memutuskan untuk menyerahkan hal tersebut ke rumah sakit, sedangkan proses shalat jenazah dilakukan di rumahnya.

Adapun Abdul yang masih duduk di kelas 5 SDN Kota Baru III, telah dimakamkan di tempat pemakaman milik keluarganya.

Sebagai informasi, insiden kecelakaan maut di Bekasi menyebabkan 33 orang menjadi korban, yang mana 10 di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Kecelakaan Truk Bekasi Renggut Nyawa Murid, Orangtua Tuntut Lokasi Gerbang Dimundurkan atau Dipindah

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, truk yang menewaskan beberapa orang awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte.

"(Awalnya) menabrak halte dan orang yang sedang menunggu di halte," jelas Latif.

Kala itu, halte di depan SD Negeri Kota Baru II dan III sedang dipenuhi oleh anak yang sedang menunggu jemputan sepulang sekolah.

"Ya memang kebanyakan anak sekolah, karena ini halte SD, lagi berkumpul di halte, tiba-tiba ada kontainer yang nyelonong ke bahu jalan," kata Latif.

Lebih lanjut, dia berkata, truk itu masih terus melaju hingga menabrak tower komunikasi. Tiang itu pun roboh dan menimpa sejumlah kendaraan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com