Hamdah bercerita bahwa pada hari tabrakan maut itu terjadi, inisiatif untuk memasak sop kaki sapi kesukaan cucu laki-laki kesayangannya itu datang begitu saja.
Tidak ada perasaan apa pun saat ia membuat masakan favorit cucunya. Saat itu, Hamdah hanya berpikir ingin menyenangkan Vidi dan melihat senyum cucunya sepulang dari sekolah.
Sop kaki sapi itu sudah ia masak sejak pukul 07.00 WIB dan rencananya akan diberikan untuk makan siang cucunya, sepulang dari sekolah.
"Itu sopnya sudah direbus dari jam 7 pagi, untuk dikasih jam 12 siang," ujarnya.
Harapan Hamdah pun hancur, tatkala ia mendapat informasi mengenai tabrakan maut di tempat cucunya bersekolah.
Kabar itu ia dapat dari pesan singkat WhatsApp yang menyatakan bahwa anak dan cucunya ditabrak truk kontainer.
Seketika Hamdah langsung kalut. Tak mau sembarangan, berulang kali dirinya mengonfirmasi kebenaran info yang ia terima.
Ia kemudian bergegas menuju Rumah Sakit Ananda untuk membuktikan kabar itu secara langsung.
Cemas yang menggelayut tak kunjung hilang ketika Hamdah diberi kabar oleh pihak RS Ananda bahwa cucu dan anaknya tak berada di sana.
Setelah mengetahui info tersebut, Hamdah beserta dengan Oji, yang merupakan Paman dari Vidi, mencari informasi lebih lanjut.
Mereka lalu mendapat kabar bahwa Vidi dan Maryati ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi. Hamdah sebisa mungkin mengontrol emosi dan berpikir positif tentang keberadaan anggota keluarganya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.