Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Eliminasi Tuberkulosis 2030, Tangerang Luncurkan Ransel TBC

Kompas.com - 02/09/2022, 10:52 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dalam upaya mencapai target eliminasi penyakit TBC, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pendidikan Kota Tangerang meluncurkan Ransel TBC, Kamis (1/9/2022).

Ransel TBC adalah sebutan untuk "Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC". Gerakan ini merupakan konsep penanggulangan TBC tematik sekolah.

Implementasi Ransel TBC ini akan dilakukan melalui upaya promotif dan preventif TBC di sekolah-sekolah, dengan edukasi atau sosialisasi secara masif mengenai TBC.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit TBC, Apa Saja?

Mengenai program ini, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan bahwa dirinya berharap implementasi dan target eliminasi TBC bisa tercapai dengan program ini, dan bisa juga berpengaruh terhadap penanganan penyakit-penyakit lainnya.

"Saya ingin Gerakan Eliminasi atau Ransel TBC ini bisa dikembangkan, tidak hanya gerakan untuk TBC saja tapi untuk seluruh penyakit," kata Arief saat melakukan kick off "Gerakan Menuju Eliminasi TBC" yang digelar secara hybrid di SMPN 4 Tangerang, Kamis (1/9/22).

Adapun dalam pelaksanaannya, program Ransel TBC ini baru digelar untuk sekolah SMP se-kota Tangerang, dan intensitas pencegahannya dilakukan mulai dari tahap skrining.

Baca juga: Menko PMK: Kasus TBC Indonesia Urutan Ketiga di Dunia

Tindakan preventif skrining ini bahkan dilakukan tidak hanya pada murid atau siswa sekolahnya saja, melainkan juga terhadap guru, orangtua, dan keluarga mereka di rumah.

Hal ini, dikarenakan TBC merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium tuberculosis dan menyerang paru-paru.

Penyakit TBC bisa menular melalui kontak erat yang terjadi dalam jangka waktu lama, dan infeksi bakteri ini bisa menyebar melalui uap air pernapasan baik itu saat pasien batuk-batuk dan bersin-bersin.

Baca juga: Apakah TBC Otak Bisa Menular?

Selain kontak langsung saat pasien batuk dan bersin-bersin tanpa memakai masker, penularan TBC juga bisa terjadi melalui kontak dengan pakaian, peralatan makan, peralatan mandi dan lain sebagainya yang sudah terkontaminasi dengan bakteri mycrobacterium tuberculosis tersebut.

Oleh karena itu, orang-orang terdekat atau keluarga yang tinggal serumah menjadi kelompok rentan menulari dan tertular penyakit TBC ini.

"Kita ingin kota ini menjadi kota yang sehat, tidak ada yang boleh sakit. Gerakan ini bisa kita mulai dengan melakukan skrining," jelasnya.

"Saya kasih target skrining 500.000 orang untuk anak-anak, orangtua dan keluarganya, para camat, lurah agar dibantu sosialisasinya," tambahnya.

Arief juga berharap pada peran aktif para orangtua dan keluarga untuk melakukan skrinning dengan mengunjungi fasilitas kesehatan milik Pemerintah Kota Tangerang.

"Datang saja ke puskesmas-puskesmas di wilayah bapak ibu tinggal, minta diskrining agar jika terindikasi TBC bisa diobati. Gratis obatnya dari Pemerintah Kota Tangerang," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni menjelaskan, RANSEL TBC menjadi inovasi baru Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan sasaran awal semua warga sekolah dari tingkat TK/PAUD, Sekolah Dasar dan SMP di Kota Tangerang.

"Semua upaya ini agar anak - anak dan masyarakat Kota Tangerang sehat dan berprestasi menuju Kota Tangerang Eliminasi TBC pada Tahun 2030," ujar Dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai 'Cutter' juga Lukai Warga Rusun

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Pakai "Cutter" juga Lukai Warga Rusun

Megapolitan
Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Ini Tata Cara Lapor Domisili agar NIK Tidak Dinonaktifkan

Megapolitan
Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Kunjungi Posko Pengaduan Penonaktifan NIK di Petamburan, Warga: Semoga Tidak Molor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com