Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debu Batu Bara Cemari Lingkungan Sekolah, Kepala SDN 05 Marunda: Kami Minta Kompensasi

Kompas.com - 05/09/2022, 16:55 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debu batu bara dilaporkan terbawa angin sampai ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Bukan hanya sampai di situ saja, debu hitam ini juga mencemari lingkungan SDN Marunda 05, yang berada tak jauh dari rusun.

Kepala SDN Marunda 05 Purwatiningsih mengatakan, sekolah kembali menjadi kotor semenjak debu batu bara muncul.

"Sekolah jadi kotor, kami enggak gerak bebas. Kami kan enggak tahu itu namanya udara kotor yang kami hirup enggak tahu," ujar Purwatiningsih saat ditemui Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Baca juga: Warga Marunda Kembali Terdampak Pencemaran Debu Batu Bara

Saat mengenakan masker, para siswa bisa terlindungi dari paparan debu. Namun, kata Purwatiningsih, tidak semua siswa taat pada aturan memakai masker, terlebih di tengah melandainya kasus Covid-19.

Artinya, saat anak-anak sudah mulai renggang dan tidak patuh mengenakan masker, risiko paparan debu batu bara pun kembali mengancam.

Purwatiningsih pun meminta kompensasi atas pencemaran debu batu bara yang berisiko dihirup anak-anak. Kompensasi yang dimintanya yakni mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat.

"Kami tidak muluk-muluk ya, kompensasinya inginnya ini lingkungan nyaman. Itu saja harapan kami. Kan ini lingkungannya anak-anak kita kan enggak tahu apa yang terjadi nanti 10 tahun lagi paru-paru kita. Kami pengin sehat saja, harapannya itu saja," tutur Purwatiningsih.

Di sisi lain, Purwatiningsih belum mengetahui dari mana debu batu bara berasal. Jika sebelumnya aktivitas PT Karya Citra Nusantara (KCN) disebut menimbulkan pencemaran debu batu bara di Rusun Marunda dan wilayah sekitarnya, kini ia tak tahu pihak mana yang bertanggung jawab.

"Kita belum tahu apa itu bongkar muat mau dipindahkan atau produksi lagi kita enggak tahu kan. Kita sejauh itu belum tahu," ungkapnya.

Baca juga: Warga Marunda Terdampak Debu Batu Bara, Anak-anak Alami Batuk hingga Sesak Napas

Sejauh ini, lanjut dia, sekolah hanya membersihkan kotoran debu yang menempel dengan alat yang tersedia. Ia pun sempat diminta untuk menyediakan penyaring ruangan di dalam kelas.

Sayangnya, hingga kini belum ada alat tersebut lantaran sekolah memprioritaskan kebutuhan lain, yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Pihaknya menilai PT KCN perlu turut andil dalam penyediaan alat penyaring udara di sekolah.

"Harusnya ada kompenasasi dari KCN nya ke sekolah paling tidak memasang alat itu. Karena memang butuh biaya," ucap Purwatiningsih.

Sebagai informasi, PT KCN sempat diminta mengosongkan batu bara serta muatannya di Pelabuhan Marunda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pria Tewas Usai Terobos Pelintasan Kereta di Senen, Terseret hingga Lima Meter

Pria Tewas Usai Terobos Pelintasan Kereta di Senen, Terseret hingga Lima Meter

Megapolitan
Siswa SD di Bekasi yang Di-'sliding' dan Kakinya Diamputasi Meninggal Dunia

Siswa SD di Bekasi yang Di-"sliding" dan Kakinya Diamputasi Meninggal Dunia

Megapolitan
Tangkap Pengedar Narkoba di Kalideres, Polisi Amankan 513 Gram Sabu

Tangkap Pengedar Narkoba di Kalideres, Polisi Amankan 513 Gram Sabu

Megapolitan
Pergoki Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Aniaya Istri, Warga: Jidat Korban sampai Benjol

Pergoki Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Aniaya Istri, Warga: Jidat Korban sampai Benjol

Megapolitan
Tak Setuju RUU DKJ, Fahira Idris: Gubernur Jakarta Harus Dipilih Langsung oleh Rakyat

Tak Setuju RUU DKJ, Fahira Idris: Gubernur Jakarta Harus Dipilih Langsung oleh Rakyat

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dikenal Tertutup, Tak Pernah Ngobrol dengan Tetangga

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Dikenal Tertutup, Tak Pernah Ngobrol dengan Tetangga

Megapolitan
'Hujan' Kritik Penghapusan Pilkada Jakarta dalam RUU DKJ, Disebut Kebiri Hak Rakyat dan Balik ke Orba

"Hujan" Kritik Penghapusan Pilkada Jakarta dalam RUU DKJ, Disebut Kebiri Hak Rakyat dan Balik ke Orba

Megapolitan
Sebelum 4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Wajah Ibu 4 Korban Sempat Terlihat Berlumuran Darah

Sebelum 4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Wajah Ibu 4 Korban Sempat Terlihat Berlumuran Darah

Megapolitan
Saat Butet Kartaredjasa Mengaku Diintimidasi, Tetap 'Mentas' Sesuai Naskah meski Dilarang Bicara Politik...

Saat Butet Kartaredjasa Mengaku Diintimidasi, Tetap "Mentas" Sesuai Naskah meski Dilarang Bicara Politik...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspada Hujan Siang hingga Sore

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Waspada Hujan Siang hingga Sore

Megapolitan
Momen Evakuasi Jasad 4 Bocah yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa, Warga: Semoga 'Husnul Khatimah', Nak

Momen Evakuasi Jasad 4 Bocah yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa, Warga: Semoga "Husnul Khatimah", Nak

Megapolitan
Tulisan 'Puas Bunda Tx For All' Ditemukan di Rumah 4 Bocah Tewas, Ditulis dengan Darah?

Tulisan "Puas Bunda Tx For All" Ditemukan di Rumah 4 Bocah Tewas, Ditulis dengan Darah?

Megapolitan
Hujan Deras, Banjir Landa Perumahan Tamansari Puri Bali Depok Selama 5 Jam

Hujan Deras, Banjir Landa Perumahan Tamansari Puri Bali Depok Selama 5 Jam

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Ternyata Sudah Dilaporkan karena Aniaya Istri

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Ternyata Sudah Dilaporkan karena Aniaya Istri

Megapolitan
Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Ditemukan dengan Tangan Penuh Luka

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Ditemukan dengan Tangan Penuh Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com