Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema di Tengah Kenaikan Harga BBM, Sudah Sulit Jangan Ditambah Sulit...

Kompas.com - 06/09/2022, 11:47 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

"Naik silakan, mau naik berapa saja enggak apa-apa. Tapi kalau bisa angkutan umum jangan pakai aplikasi MyPertamina, suka error. Jadinya terpaksa ngisi pertamax," kata Slamet.

Slamet berpandangan, seharusnya ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap para sopir angkutan umum.

Terlebih pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.

"Daripada enggak bisa narik, enggak bisa makan terpaksa beli pertamax. Ini sudah sulit jangan ditambah sulit. Harusnya pelat kuning enggak usah pakai aplikasi," pungkas dia.

Penyesuaian tarif

Sementara itu, sopir angkot di Kota Tangerang bersepakat untuk menaikkan tarif angkutan. Penyesuaian tarif minimum untuk jarak dekat sebesar Rp 5.000.

Sedangkan selama ini tarif angkot untuk jarak dekat di Kota Tangerang biasanya hanya Rp 3.000.

Menurut seorang sopir berinisial C, penyesuaian tarif angkutan merupakan kesepakatan di antara para supir dan bukan kebijakan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangerang.

Baca juga: Imbas Lonjakan Harga BBM, Sopir Angkot di Tangerang Sepakat Naikkan Tarif

"Belum. Iya ini naik atas kesepakatan sopir sejak kemarin," kata C.

C menuturkan, kenaikan harga BBM telah membuat kondisinya semakin sulit. Sebab, setoran juga ikut naik.

"Ya semakin parah aja. Mana setoran naik, bensin Rp 10.000 per liter," ucapnya.

Selain setoran angkot meningkat, harga kebutuhan pokok pun kian tinggi imbas kenaikan BBM.

Ia hanya bisa berharap harga BBM kembali normal untuk meringankan beban ekonominya. "Harapannya ya BBM turun begitu," kata C.

Hal yang sama juga dirasakan oleh sopir angkot berinisial M. Sebelum harga BBM naik saja penumpang tidak begitu ramai, sehingga ia harus terus bijak dalam mengatur keuangan.

"Apalagi (harga BBM) naik begini Neng, makin muter otak kita," kata dia.

Situasi sulit turut dirasakan oleh para pengemudi ojek daring. Sebab hingga saat ini belum ada kebijakan mengenai penyesuaian tarif dengan kenaikan harga BBM.

Kini mereka memilih untuk "ngetem" di suatu tempat dibandingkan berkeliling mencari penumpang.

Seperti yang dilakukan Rafi, pengemudi ojek daring di Tangerang Selatan. Biasanya ia mencari penumpang dengan berkeliling ke beberapa lokasi.

Namun, setelah harga BBM naik, ia memilih mangkal di suatu tempat. Ini dilakukan Rafi untuk menghemat biaya bahan bakar.

"Ada pengurangan jumlah jarak sih. Sebelumnya saya sering muter-muter di suatu tempat, sekarang ngetem (mangkal) saja," ujar Rafi saat ditemui di dekat Mal Living World Alam Sutera, Serpong Utara, Tangsel, Senin.

Baca juga: Terdampak Kenaikan Harga BBM, Pengemudi Ojek Daring Tuntut Penyesuaian Tarif

Sebelum harga BBM naik, Rafi biasanya hanya perlu mengeluarkan uang bensin sekitar Rp 30.000.

Namun, kini ia harus merogoh kocek lebih dalam, yakni sebesar Rp 40.000 lantaran harga Pertalite naik dari 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com