Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Gelar Aksi Dorong Motor dari Tomang ke DPR

Kompas.com - 06/09/2022, 16:34 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjuk rasa dari kelompok buruh sempat melakukan aksi mendorong motor dari kawasan Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat menuju depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Selasa (6/9/2022).

Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Pasma Royce mengatakan, massa pengunjuk rasa itu berjumlah sekitar 400 orang yang berangkat dari daerah Tangerang.

Baca juga: Buruh Bubar, Giliran Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Depan Gedung DPR

Saat tiba di kawasan Tomang, sebagian massa memili turun dari sepeda motor dan menuntunnya. Sementara yang lainnya tetap mengendarai motor dengan kecepatan yang sangat rendah.

Sejumlah demonstran juga memilih berjalan kaki sembari membawa atribut atau bendera masing-masing organisasi.

Sesampainya di simpang Slipi, Palmerah, Pasma dan Dandim 0503 JB Kolonel Kav I Made Maha Yudhiksa ikut bergabung dalam barisan massa aksi dan berjalan paling depan.

Ini dilakukan sebagai bentuk pengawalan massa yang melintas di wilayah Jakarta Barat hingga ke depan Gedung DPR.

"Hal ini dilakukan untuk memberikan keamanan serta kelancaran masyarakat yang akan menyalurkan aspirasinya di Istana Negara maupun Gedung MPR/DPR RI," ujar Pasma Royce di Slipi, Selasa.

Baca juga: Sindir Puan Maharani di DPR, Buruh: Dulu Menangis Saat Harga BBM Naik

Sebanyak 673 personel gabungan dari TNI, Polri, hingga Satpol PP juga disiagakan untuk mengawal jalur yang dilintasi massa.

Titik penjagaan termasuk di jalur lintasan di TL (traffic light) Slipi, TL Tomang, TL Grogol, TL Cengkareng, Warung Gantung Kalideres Jakarta Barat, TL Joglo, TL Singalaga, TL Ketapang, TL Glodok, dan Asrama Petamburan.

Unjuk rasa di DPR setidaknya diikuti oleh 2.000 buruh dari wilayah Jabodetabek. Sementara, serikat buruh di daerah lain menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor pemerintah provinsi.

"Tujuannya adalah meminta gubernur membuat surat rekomendasi kepada Presiden dan pimpinan DPR agar membatalkan kenaikan harga BBM," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Dalam demo tersebut, buruh mendesak DPR membentuk panitia khusus (pansus) atau panitia kerja (panja) dalam membahas kenaikan harga BBM.

"Kami memastikan, jika Panja atau Pansus tidak dibentuk, DPR bertanggung jawab jika terjadi kerusuhan sosial," kata Said.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Suplai Air Bermasalah, Warga Cililitan Terpaksa Beli Galon Isi Ulang dan Tampung Hujan

Megapolitan
Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Warga Cililitan Keluhkan Air Hanya Mengalir 2 Jam Dalam Sehari

Megapolitan
Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Air PAM Bermasalah Sebulan, Warga Cililitan: Sudah Bayar tapi Layanan Begini!

Megapolitan
Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Isi Surat Rizieq Shihab dalam Munajat 212: Terima Kasih Menlu Retno, Berani Hantam Israel di Forum PBB

Megapolitan
Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Surat Riziq Shihab Dibacakan dalam Munajat 212 di Monas, Minta Maaf Tak Bisa Hadir

Megapolitan
Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Kondisi RS Indonesia di Gaza Diungkap Saat Munajat 212: Jalan Masuk Dihancurkan dan Genset Ditembak

Megapolitan
Ayah yang 18 Kali Perkosa Anak Kandung di Tangsel Patut Dicap Residivis, Pakar: Hukumannya Harus Maksimal!

Ayah yang 18 Kali Perkosa Anak Kandung di Tangsel Patut Dicap Residivis, Pakar: Hukumannya Harus Maksimal!

Megapolitan
Pencuri di Jaksel Langsung Beli Motor Baru Usai Jual Dua Motor Curiannya

Pencuri di Jaksel Langsung Beli Motor Baru Usai Jual Dua Motor Curiannya

Megapolitan
Bocah yang Hanyut di Kali Angke Tangerang Belum Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut

Bocah yang Hanyut di Kali Angke Tangerang Belum Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut

Megapolitan
Kepada Peserta Munajat 212, Waketum MUI: Pilih Pemimpin Siapa Saja, tapi Jangan Terpecah Belah

Kepada Peserta Munajat 212, Waketum MUI: Pilih Pemimpin Siapa Saja, tapi Jangan Terpecah Belah

Megapolitan
Aksi Munajat 212 di Monas, Peserta Tak Henti-henti Teriakkan 'Free Palestine!'

Aksi Munajat 212 di Monas, Peserta Tak Henti-henti Teriakkan "Free Palestine!"

Megapolitan
Pilunya Nasib Remaja di Tangerang Melahirkan Bayi dari Ayah Kandungnya Sendiri...

Pilunya Nasib Remaja di Tangerang Melahirkan Bayi dari Ayah Kandungnya Sendiri...

Megapolitan
Ini Rekayasa Arus Lalu Lintas di Sekitar Monas Selama Aksi Munajat 212

Ini Rekayasa Arus Lalu Lintas di Sekitar Monas Selama Aksi Munajat 212

Megapolitan
Ada Munajat 212 di Monas, Ini 18 Lokasi Kantong Parkir yang Bisa Digunakan Peserta

Ada Munajat 212 di Monas, Ini 18 Lokasi Kantong Parkir yang Bisa Digunakan Peserta

Megapolitan
Peserta Aksi Munajat Kubro 212 Padati Monas, Berdoa untuk Kemerdekaan Palestina

Peserta Aksi Munajat Kubro 212 Padati Monas, Berdoa untuk Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com