JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Ali Murtado menilai, edukasi soal penggunaan listrik kepada masyarakat masih minim.
Ini menyebabkan peristiwa kebakaran kerap terjadi. Menurut Ali, sebagian besar penyebab kebakaran di Jakarta Selatan diduga karena korsleting.
"Yang jadi persoalan mungkin hampir ada di semua daerah, yaitu edukasi penggunaan aliran listrik, menurut saya minim," ujar Ali saat dikonfirmasi, Rabu (7/9/2022).
Baca juga: Polisi Periksa Sejumlah Saksi untuk Ungkap Penyebab Kebakaran di Setiabudi
Berdasarkan informasi yang diperoleh Ali dari Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan, korsleting disebabkan beban arus listrik yang tak sesuai.
"Contoh kabel serat, tapi beban penggunaannya berat sekali. Kemudian preventif dari pengguna listrik sendiri itu kurang seperti charge ponsel atau barang yang berhubungan dengan elektrik itu tidak dicabut," kata Ali.
"Bahkan saya sendiri belum tahu penggunaan penggunaan kabel-kabel, karena prinsipnya kan semakin beban digunakan life time berkurang," kata Ali.
Untuk diketahui, kebakaran yang melenyapkan sejumlah rumah warga terjadi di wilayah Jakarta Selatan dalam beberapa waktu terakhir.
Misalnya, kebakaran hebat melanda permukiman warga di Jalan Simprug Golf II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).
Baca juga: Korban Kebakaran di Simprug Mulai Bangun Kembali Rumahnya
Kebakaran yang melanda 100 rumah itu terjadi pada sekitar pukul 10.00 WIB. Beberapa unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke loksi untuk memadamkan api.
Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Ruwanto mengatakan, kebakaran terjadi diduga akibat korsleting.
"Dugaan penyebab kebakaran itu karena korsleting," kata Ruwanto.
Adapun api diketahui mucul pertama kali dari salah satu rumah warga sekitar pukul 10.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.30 WIB.
Total ada 398 jiwa dari 133 KK yang terdampak dalam kebakaran tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.