JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu roti legendaris yang masih bertahan di tengah munculnya merek terkini di Ibu Kota adalah roti Lauw. Roti Lauw biasa ditemukan di sepanjang Jalan Cikini dan Gondangdia dengan gerobak khas yang tidak berubah sejak dulu.
Roti ini juga masih tetap bertahan di tengah masyarakat, meski banyak merek roti lain yang menjamur di pasaran.
Yossi (32), selaku pengawas gerobak toko roti Lauw yang bertempat di Jalan Srikaya I Nomor 10, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat mengungkapkan rahasia Lauw tetap bertahan hingga sekarang.
Menurutnya, konsistensi rasa menjadi kunci utama untuk bisa bersaing dengan jenis roti lainnya.
Baca juga: Menyelisik Warteg Legendaris Warmo di Tebet, Langganan Para Artis hingga Pejabat
"Jadi orang kan nilai dari rasa, orang-orang yang udah tahu roti Lauw ya pasti nyarinya roti Lauw. Begitu juga roti-roti (merek) lain punya ciri khasnya sendiri rasanya," terang Yossi saat ditemui, Jumat (9/9/2022).
Bukan tanpa halangan, roti Lauw yang berada di Gondangdia juga pernah mengalami penurunan penjualan, terutama selama pandemi Covid-19.
"Kalau selama Covid ya pasti hampir semua (terpengaruh penjualannya), bukan cuma roti. Saya rasa sih dua tahun terakhir itu sangat sulit, tapi sekarang sudah mulai pulih," imbuhnya.
Sebelum pandemi, kata Yossi, penjualan roti Lauw sehari bisa mencapai 2.000 bungkus. Namun, penjualan menurun menjadi sekitar lebih dari 1.000 bungkus roti per hari.
Baca juga: Restoran Trio di Gondangdia dan Ratusan Menu Andalan yang Sudah Berusia 75 Tahun
Kini, lantaran situasi pandemi mulai terkendali penjualan roti Lauw khusus di Gondangdia sekitar 1.500-1.600 bungkus sehari.
Tantangan selanjutnya, yang perlu dihadapi ialah bersaing dengan merek roti lainnya. Selain itu, gerobak roti Lauw tidak lagi bisa menetap di satu tempat karena dapat dirazia oleh petugas.
"Ya banyaknya roti itu tantangan utama banyak saingannya. Tapi kembali tadi setiap roti punya ciri khasnya sendiri," jelasnya.
Kepopuleran roti Lauw memang tak bisa diremehkan. Yossi berkata, beberapa pembeli yang datang dari luar kota, kerap mencari roti yang sudah ada sejak 1948 itu.
Baca juga: RM Pondok Djaja, Rumah Makan Padang Tertua di Jakarta dan Upaya Menjaga Rasa serta Keotentikan
"Bahkan dari Bandung yang datang ke sini, karena orang tahunya udah di sini sama Fatmawati udah orang kenal dari dulu," ucap Yossi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.