JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi angkutan kota (angkot) di Jakarta yang belum terintegrasi program Jaklingko merasakan dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Meski harga BBM sudah naik sejak lebih dari sepekan lalu, hingga saat ini belum ada keputusan dari Pemprov DKI untuk menaikkan tarif angkot.
Parahnya lagi, justru ada sejumlah penumpang yang kerap membayar ongkos jauh di bawah harga yang berlaku saat ini.
”Kita sendiri susah kasih tau penumpang kalau ongkos naik. Syukur kalau ada yang bayar Rp 5.000 arau Rp 6.000. Masih banyak penumpang yang bayar Rp 2000, Rp 3.000,” kata Jaki, sopir angkot M 09 jurusan Tanah Abang-Kebayoran Lama, dilansir dari Kompas.id, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Pekan Kedua Pasca-kenaikan Harga BBM, Gelombang Demonstrasi Terus Berlanjut di DPR dan Istana
Padahal, Jaki mengatakan, sejak BBM naik, ia harus membayar lebih untuk pengeluaran bensin sampai Rp 50.000 sehari.
Sementara itu, tidak ada sinyal jumlah setoran ke pemilik angkot sebesar Rp 120.000 sehari akan turun.
Sopir angkot lain, Ratno juga semakin miris dengan kondisinya.
Selain karena faktor penumpang yang semakin sepi, kenaikan harga BBM dan daya bayar penumpang membuatnya hanya membawa sedikit uang buat keluarga di rumah.
”Pemerintah mana mau tahu anak istri nunggu di rumah, padahal saya enggak bisa bawa pulang banyak uang. Narik empat jam cuma bisa bawa pulang Rp 60.000, padahal dulu bisa Rp 100.000,” ungkapnya.
Baca juga: Curhat Sopir Angkot Naikkan Tarif karena Harga BBM Naik: Kadang Kami Bertengkar dengan Penumpang
Baik Jaki maupun Ratno semakin malas membawa angkot untuk penumpang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.