JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa menggelar aksi protes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022).
Pada aksi kali ini massa mahasiswa membakar ban dan keranda di depan kawat berduri.
"Ini adalah bentuk perjuangan kami," seru orator dari mobil komando.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, massa mulanya membakar beberapa ban, kemudian keranda mayat yang terbuat dari bambu dan ditutupi spanduk juga ikut disulut api.
Baca juga: Demonstrasi Tolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda Diwarnai Aksi Bakar Ban
Selain membakar keranda, massa juga melakukan aksi teatrikal menyindir Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani yang beberapa waktu lalu merayakan ulang tahun saat sidang paripurna DPR.
Pada aksi teatrikal itu beberapa orang berperan sebagai buruh, petani, dan mahasiswa. Ada juga yang berperan sebagai Puan Maharani, Jokowi, dan polisi.
Mereka mulai menyuarakan aspirasi. Namun, selang tak berapa lama kemudian mahasiswa tadi dibungkam dengan plester hitam.
Aksi teatrikal ini juga diiringi lagu "Selamat Ulang Tahun" lengkap dengan kue ulang tahunya.
"Selamat ulang tahun! Semoga panjang umur!" seru orator sembari bernyanyi.
Baca juga: Dilaporkan ke MKD, Puan Maharani Diminta Minta Maaf kepada Masyarakat
Di sisi lain, sejumlah massa mulai melakukan berbagai cara untuk menerobos kawat berduri, dengan merusaknya memakai raket tenis sampai membakar area kawat berduri.
Sebagai informasi, pemerintah telah resmi menaikan harga tiga jenis BBM pada 3 September 2022, pukul 14.30 WIB.
Rinciannya, harga pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, solar naik dari Rp 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.
Namun, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.
Oleh karenanya, pemerintah memutuskan mengalihkan subsidi tersebut ke masyarakat yang kurang mampu melalui sejumlah bantuan sosial. "Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.