“Saya dulu bisa melihat. Namun, waktu kelas 4 SD, bola mata saya mulai mengecil sampai akhirnya tidak bisa melihat,” jelasnya.
Meski demikian, kondisi tersebut tidak menjadi penghalang bagi Ipit untuk terus bekerja dan beribadah.
“Ya awal-awal memang berat, tetapi sekarang sudah kembali semangat. Apalagi setelah lahirnya Fortufis ini jadi lebih bersemangat melakukan banyak aktivitas. Ya, salah satunya membaca Al Quran ini,” tutur Ipit.
Baca juga: Bolehkah Shalat Sambil Membuka dan Membaca Al Quran?
Sementara itu, Ketua Fortufis Erwin berharap, bantuan Al Quran braille dapat menjadi penyemangat bagi komunitas dan seluruh anggotanya untuk tidak berputus asa mendapatkan pahala Ilahi.
“Saya atas nama pribadi dan seluruh anggota Fortufis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dompet Dhuafa dan seluruh donator,” jelasnya.
Erwin juga berharap, ke depannya akan ada kolaborAksi lainnya dalam memberikan pelatihan membaca Al Quran braille kepada penyandang tunanetra.
Baca juga: Kisah Aulia, Siswi Penyandang Tunanetra Raih Cita-cita Masuk UGM
Sebab, kata dia, tidak mudah dalam membaca Al Quran braille. Selain itu juga tidak banyak orang menguasai cara membaca Al Quran braille.
“Semoga Dompet Dhuafa bisa menjadi jembatan bagi kami mendapatkan pembimbing tersebut,” ucap Erwin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.