Di sisi lain, sejumlah massa dari elemen mahasiswa kompak memperingatkan rekan-rekannya agar menghentikan aksi lempar botol itu.
"Hati-hati, hati-hati, hati-hati provokasi," demikian yel-yel yang disuarakan mahasiswa.
Petugas kepolisian melalui pengeras suara berulang kali memperingatkan para peserta unjuk rasa untuk menyudahi aksi mengingat waktu sudah lewat pukul 18.00 WIB.
Massa pun akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 20.00 WIB.
Demonstrasi menolak harga BBM yang diwarnai kericuhan tak hanya terjadi pada Selasa kemarin.
Gelombang demonstrasi ini sudah terjadi di berbagai daerah sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu, 3 September 2022.
Di Jakarta, massa memusatkan aksinya di depan gedung DPR dan kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya dekat Istana Kepresidenan.
Hampir setiap hari, ada saja kelompok yang turun menggelar aksi memprotes kenaikan harga BBM.
Baca juga: Pekan Kedua Pasca-kenaikan Harga BBM, Gelombang Demonstrasi Terus Berlanjut di DPR dan Istana
Peserta demo beragam mulai dari kalangan buruh, mahasiswa, pengemudi ojek online, dan sejumlah organisasi masyarakat lain.
Aksi demonstrasi pada Senin (12/9/2022) juga diwarnai kericuhan antar para demonstran.
Kelompok PA 212 dan organisasi islam lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) terlibat adu mulut dan saling dorong dengan massa aksi dari Poros Baru Batavia Memanggil (PR-BBM).
Hal itu terjadi akibat miskomunikasi antar dua kelompok tersebut.
Baca juga: 2 Kelompok yang Demo Tolak Kenaikan BBM di Patung Kuda Bentrok, Polisi: Ada Miskomunikasi
Pada 5 September lalu, kericuhan juga sempat terjadi di Patung Kuda saat barisan mahasiswa menggelar unjuk rasa.
Saat itu, mahasiswa merusak dan menerobos kawat berduri yang terpasang di Jalan Medan Merdeka Barat lalu merangsek masuk ke barisan polisi.
Aksi saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi demonstrasi pun tak terhindarkan.