Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Buruh "Single Parent" Ikut Demo di Patung Kuda: BBM Naik Mencekik Sekali...

Kompas.com - 14/09/2022, 11:57 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya Witri Nurhayati Hadi.

Orang tua tunggal ini bekerja sebagai buruh pabrik tekstil di Bandung, Jawa Barat untuk menghidupi ketiga anaknya.

Naiknya tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat kondisi ekonomi keluarganya semakin tercekik.

Witri kini harus bekerja banting tulang lebih ekstra untuk tetap bisa bertahan di tengah inflasi dan naiknya segala harga kebutuhan pokok. 

Namun, tak hanya pasrah pada keadaan, Witri turut menyuarakan protesnya atas kenaikan harga BBM dengan turun ke jalan. 

Baca juga: Lagu Ulang Tahun dari Mahasiswa untuk Puan Saat Demo Kenaikan Harga BBM

Pada Selasa (13/9/2022), Witri bergabung dengan rombongan buruh yang melakukan aksi demo menolak kenaikan BBM di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.

Di tengah riuhnya demo dan orasi tanpa henti, wanita berusia 45 tahun ini tampak asik mengobrol dengan rekan sesama pendemo ketika ditemui wartawan.

Mulanya ia kaget saat tahu hendak diwawancara, tapi setelah itu tampak dari raut wajahnya ketertarikan untuk berbagi cerita ihwal keluh kesahnya terkait kenaikan tarif BBM.

Witri menceritakan, dampak dari kenaikan harga BBM langsung terasa karena ongkosnya pulang pergi ke pabrik naik hampir dua kali lipat. 

Baca juga: Demo Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda, Massa Berusaha Terobos Barikade Kawat Berduri

Witri bekerja enam hari dalam seminggu di sebuah pabrik tekstil di Kota Bandung. Setiap harinya ia harus tiga kali berganti angkot untuk sampai di tempat kerjanya.

Witri merogoh kocek sebesar 30 ribu rupiah untuk biaya angkot pulang pergi dari rumah ke pabrik. 

Itu angka yang harus ia keluarkan sebelum pemerintah menaikkan tarif BBM.

Semenjak Sabtu (3/9/2022) lalu pemerintah mengumumkan kenaikan tarif BBM, hari Senin Witri langsung terasa berbeda.

Ia harus menyiapkan uang sebesar 50 ribu rupiah untuk biaya transportasi kerjanya.

"Kalau dihitung 50 ribu kali enam sudah 300 ribu. Terus dikali 26 hari (kerja), sudah berapa itu," keluh Witri dilansir dari Tribunnews.com. 

Baca juga: Demo Kenaikan Harga BBM, Buruh: Wakil Rakyat Tak Peduli Lagi atas Nasib Rakyatnya

Naiknya BBM jelas membuat Witri harus memutar otak agar upah kerja yang ia dapatkan dengan nominal di bawah Upah Minimun Kota (UMK) Bandung.

UMK Kota Bandung saat ini yakni Rp 3.774.860,78. 

Dengan penghasilan yang kurang dari nilai UMK itu, Witri sebagai orangtua tunggal harus menghidupi dua orang anaknya. 

“Anak aku yang pertama lulus tahun ini. Anak aku yang kedua baru masuk SMA, biaya masuknya 780 ribu. Biaya per bulannya 275 ribu,” lanjut Witri.

Baca juga: BERITA FOTO: Tolak Kenaikan BBM, Massa Berusaha Terobos Barikade Kawat Berduri

Witri pun berharap aksinya turun ke jalan untuk memprotes kenaikan harga BBM ini bisa berbuah manis. 

Ia meminta Presiden Joko Widodo untuk menurunkan kembali harga BBM agar kehidupan ekonominya tidak terlalu terbebani. 

“BBM naik mencekik sekali, aku sudah tua juga masih ikut aksi. Harapannya jelas, yang menjadi tuntutan kami diterima, itu saja,” pinta Witri.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "BBM Naik Cekik Ekonomi Keluarga, Buruh Single Parents dari Bandung Rela Ikut Demo di Patung Kuda"

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com