DEPOK, KOMPAS.com - Tessy Haryati tak pernah menyangka bahwa dirinya bakal disebut-sebut sebagai srikandi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok.
Bagi Tessy, fokus pada pekerjaannya sebagai pemadam kebakaran adalah yang paling utama.
"Bukan maksud saya mengabaikan, tapi karena ini menjadi tugas pokok dan saya lebih menikmati pekerjaan," demikian jawaban Tessy Haryati, saat ditanyakan mengenai penyematan sebutan srikandi untuk dirinya.
Kendati demikian, Tessy mengakui bahwa dirinya memang perempuan satu-satunya yang berada di Dinas Damkar Depok. Tessy menggenapi posisi strategi pemadaman kebakaran.
Peran perempuan memang sangat dibutuhkan Damkar Depok, karena tugas damkar tak hanya melulu memadamkan api.
Baca juga: WNA Korsel Coba Lompat dari Lantai 8 Apartemen di Kembangan, Begini Aksi Penyelamatan Heroik Damkar
"Profil wanita itu langka ya, mungkin bisa satu banding lima, tapi pada kenyataannya memang dibutuhkan di lapangan," ujar Tessy.
Perempuan yang menjabat Kepala Seksi Penyelamatan Damkar itu mengatakan, tim UPT Damkar Pos Merdeka yang dibawahi oleh komandonya sebenarnya dapat diisi oleh sosok perempuan.
Pasalnya, kata Tessy, bukan operasi pemadaman saja yang dilakukan petugas damkar, melainkan ada beberapa bidang lainnya seperti penyelamatan dan bencana.
"Kalau tim saya bisa masuk ke dalam tiga case itu, jadi banyak hal yang memang bisa diisi oleh profil wanita dan ini memang saya akui jarang sekali damkar bisa menyediakan. Jadi di sini saya lebih melengkapi saja," kata Tessy.
Baca juga: 4 Bocah Main Bola di Pulogadung Tersesat Gegara Dikejar ODGJ
Tessy menuturkan, menjadi personel damkar bukan merupakan pilihan. Sebab, dirinya ditunjuk langsung oleh Wali Kota Depok untuk bertugas.
"Jadi gini, saya pernah sering bilang kalau damkar itu bukan pilihan tapi memang kebanggan saya," ujar dia.
Tessy menjelaskan penugasan yang dimaksud. Contohnya, kata dia, seperti saat upaya pemadaman api dalam musibah kebakaran gudang JNE di Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok beberapa waktu lalu.
Kala itu dirinya memobilisasi pasukan UPT Damkar Pos Merdeka untuk bergegas menjinakkan kobaran api yang melahap gudang tersebut.
"Saya memobilisasi pasukan saya untuk bisa masuk ke TKP dengan kondisi minim oksigen, jadi kami harus memakai alat-alat rescue seperti skuba, sarung tangan, masker dan segala macamnya," ujar Tessy.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Gudang JNE di Jalan Pekapuran Depok
Apalagi kala itu ada berbagai macam kesulitan untuk memadamkan api yang berkobar di lokasi, salah satunya terkait informasi sumber air yang tak bisa dijangkau damkar.
Dalam situasi seperti itu, sambung Tessy, petugas damkar dituntut harus cerdas dalam mengambil keputusan.
"Kalian bisa bayangin kan, gimana kalau seperti itu. Makanya kami itu kadang sulit dapat informasi di lapangan, dan itu bisa memengaruhi strategi operasi kecepatan pemadaman api," ujar Tessy.
"Itu merupakan suatu tantangan tersendiri buat saya, karena kita dituntut cerdas biar bisa akrobatik dengan TKP yang "aneh-aneh", intinya seperti itu," imbuh Tessy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.