Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Kurir Makin Miris Pasca-kenaikan Harga BBM, Upah Dipotong hingga Dialihkan Jadi Mitra

Kompas.com - 21/09/2022, 09:00 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah pada 3 September lalu berdampak langsung bagi para kurir di sejumlah perusahaan ekspedisi. 

Kenaikan harga BBM otomatis langsung merugikan para kurir karena mereka selama ini tak pernah diberi uang operasional untuk mengisi bensin.

Mirisnya lagi, usai pengumuman kenaikan harga BBM, sejumlah jasa ekspedisi justru mengambil kebijakan yang makin merugikan kurirnya. 

Shopee Xpress Hapus Insentif

Perusahaan ekpsedisi Shopee Xpress justru menghapus insentif bagi para kurirnya usai pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM. 

"Sangat terasa sekali ya dampaknya penghapusan insentif ini. Harga BBM naik, tapi gaji kami malah turun jauh sampai Rp 45.000," kata Anton, salah satu kurir Shopee Xpress, kepada Kompas.com, Senin (20/9/2022).

Baca juga: Kurir Shopee Demo di SCBD, Protes Insentif Malah Lenyap Saat Harga BBM Naik

Anton mengatakan, Shopee selama ini menerapkan bayaran per paket untuk para kurir.

Untuk Cileungsi, Bogor yang menjadi wilayah operasionalnya, bayaran untuk tiap paket yang diantarkan adalah Rp 2.000.

Namun, kurir yang bisa mengantarkan 35 paket sehari akan mendapat insentif sehingga penghasilannya akan mencapai Rp 115.000.

Belakangan, sistem insentif itu dihilangkan sehingga kurir hanya mendapatkan bayaran flat Rp 2.000 per paket yang diantarkan.

Artinya jika berhasil mengantarkan 35 paket pun, bayaran yang diterima kurir hanya Rp 70.000.

"Tidak sebanding dengan harga BBM, sementara kami tak ada uang bensin. Bensin dan motor dari kami," kata Anton.

Baca juga: Curhat Kurir Shopee: Protes soal Penghapusan Insentif, Akun Malah Di-suspend

Insentif Lenyap Diganti Uang Rp 7.050 Per Hari

Dihubungi terpisah, pihak Shopee Xpress mengakui adanya penghapusan insentif bagi kurirnya.

Juru Bicara Shopee Xpress menyebutkan, penyesuaian tarif ini dilakukan untuk memperkuat ekosistem layanan.

"Langkah ini perlu dilakukan untuk keberlangsungan operasional jangka
panjang dan tetap menghadirkan lapangan pekerjaan bagi para mitra kami," kata Jubir Shopee dalam keterangan resminya kepada Kompas.com.

Baca juga: Didemo Kurirnya Akibat Hapus Insentif, Ini Tanggapan Shopee

Meskipun melakukan penyesuaian, Shopee mengeklaim skema insentifnya masih kompetitif jika dibandingkan jasa logistik serupa.

Shopee Xpress juga mengeklaim memberikan dana dukungan operasional dengan total hingga Rp 176.000 pada September 2022.

Namun kurir menyebut dana dukungan operasional yang dimaksud itu dibayarkan secara harian, hanya jika kurir masuk kerja.

Nilainya juga dianggap sangat kecil hanya Rp 7.050 per hari.

"Shopee bilang ke media 176.000 supaya keliatan besar, padahal bantuan hariannya itu cuma Rp 7.050 per hari, sekarang dapat apa?" kata Eri Adriansyah, kurir Shopee Xpress yang beroperasi di wilayah Bogor.

"Bensin saja sudah naik. Beli Pertalite seliter saja sudah enggak dapat," katanya.

Baca juga: Insentif Dihapus dan Diganti Rp 7.050 Per Hari, Kurir Shopee: Buat Bensin Seliter Aja Enggak Cukup

Sejak penghapusan insentif awal September lalu, Eri, Anton bersama rekan-rekannya mulai melakukan mogok kerja dan menyampaikan aksi protes.

Awalnya, protes dan aksi mogok di gudang masing- masing.

Namun karena tak kunjung ada tanggapan, para kurir Shopee pun melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor pusat Shopee di SCBD, Jakarta, pada Jumat (16/9/2022).

Anton dan Eri pun kini berkomitmen tidak akan mengantar paket lagi sampai sistem insentif kembali diberlakukan. 

Sicepat Alihkan Karyawan Jadi Mitra

Kurir Sicepat berunjuk rasa di depan Kantor Pusat Sicepat di Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022) untuk menolak peralihan status karyawan menjadi mitra. Kurir Sicepat berunjuk rasa di depan Kantor Pusat Sicepat di Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022) untuk menolak peralihan status karyawan menjadi mitra.

Sejumlah kurir PT Sicepat Ekspres juga melakukan aksi protes di kantor pusat Sicepat di Jalan Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2022).

Mereka memprotes langkah manajemen yang mengubah status kurir dari karyawan menjadi mitra.

Salah satu kurir Sicepat bernama Ilham yang ikut dalam aksi itu menyatakan, pengalihan status dari karyawan menjadi mitra jelas merugikan.

Sebab, mitra tak mendapatkan hak-hak layaknya karyawan.

"Kalau karyawan jelas, ada gaji per bulan sesuai UMR, ada tunjangan lain-lain juga," kata Ilham kepada Kompas.com, Selasa (20/9/2022).

"Kalau mitra, enggak ada gaji, enggak ada THR. Upahnya sesuai paket yang diantar," sambungnya.

Baca juga: Kurir Sicepat Demo Kantor Pusat, Tak Terima Statusnya Diubah dari Karyawan Jadi Mitra

Upah yang didapat oleh mitra, kata dia, juga tergolong sangat rendah.

Mitra kurir Sicepat hanya mendapatkan upah Rp 1.500 per paket.

Jika berhasil mengantarkan paket dalam jumlah tertentu dalam sehari, baru lah mitra kurir akan mendapatkan tambahan insentif.

Sementara itu, kendaraan bermotor dan uang bensin juga harus disiapkan sendiri oleh para kurir.

Padahal, harga BBM juga baru saja dinaikkan oleh pemerintah.

"Sudah berstatus karyawan lalu turun jadi mitra jelas sangat memberatkan," katanya.

Ilham menyebut, total ada 14 kurir karyawan Sicepat yang hendak dialihkan statusnya sebagai mitra.

Namun, kurir yang melakukan unjuk rasa di kantor pusat kemarin jumlahnya jauh lebih banyak.

Meski tak ikut dialihkan sebagai mitra, namun Ilham dan puluhan kurir lainnya juga ikut berdemonstrasi sebagai bentuk solidaritas.

Selain itu, mereka juga turut menyuarakan kekhawatiran terkait status mereka yang suatu saat bisa saja dialihkan dari karyawan menjadi mitra.

"Tuntutan kami adalah, mempekerjakan lagi 14 orang ini sebagai karyawan, serta menolak alih daya karyawan sebagai mitra," kata dia.

Baca juga: Ini Alasan Sicepat Ubah Status Kurir dari Karyawan jadi Mitra

Rangga Andriana, Manager Corporate Communication SiCepat Ekspres menyatakan, peralihan status dari karyawan menjadi mitra outsorcing ini dilakukan dalam rangka perubahan strategi bisnis.

Pihak perusahaan sebelumnya telah berkomunikasi dengan pekerja sampai dengan menggelar perundingan bipartit dengan pekerja dan serikat pekerja terkait dengan pengalihan status 14 karyawan menjadi mitra.

"Yang mana pengalihan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Akan tetapi usaha kami tersebut masih belum menemukan kesepakatan dengan pekerja maupun serikat pekerja," kata Rangga.

Selanjutnya, Rangga mengaku pihaknya akan menampung dan mendiskusikan aspirasi para pekerja dalam demonstrasi kemarin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com