JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengemudi taksi berbasis aplikasi yang tergabung dalam Koalisi Driver Online berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, pada Rabu (21/9/2022).
Salah satu tuntutan yang mereka suarakan yakni pengurangan potongan 20 persen yang ditetapkan aplikator atau perusahaan penyedia layanan aplikasi.
Potongan dari argo sebesar 20 persen itu dinilai memberatkan pengemudi di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 30 persen. Sementara, kenaikan tarif transportasi daring hanya sekitar 8 sampai 15 persen.
Baca juga: Demo di DPR, Perwakilan Massa Sopir Taksi Online Diterima Dewan untuk Bahas Tuntutan
"Salah satu perhitungan tarif adalah BBM yang naik 30 persen. Sementara tarif kita naik cuma 5 persen. Apakah adil kenaikan tarif tanpa dibarengi penurunan potongan 20 persen plus Rp 5.000? Driver makin diikat lehernya," kata seorang perwakilan koalisi saat berorasi di atas mobil komando.
Selain pengurangan potongan dari aplikator, pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah membuat payung hukum bagi mitra kerja pengemudi.
Kemudian, mereka meminta kenaikan tarif dasar dan kilometer bagi seluruh pengemudi taksi online maupun sewa angkut barang berbasis aplikasi.
Tuntutan selanjutnya, massa meminta adanya transparansi Pajak Penghasilan atau PPh 21, dan meminta subsidi asuransi kesehatan dari pemerintah untuk seluruh pengemudi online, baik roda dua maupun roda empat.
"Kami enggak akan bubar sebelum mendapatkan jawaban!" kata orator itu.
Baca juga: Gelar Demo di DPR, Koalisi Sopir Taksi Online Sampaikan 5 Tuntutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.