JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengeluhkan ramainya antrean pembeli pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Gerald (27), warga Cilincing, Jakarta Utara, mengaku harus mengantre sekitar setengah jam untuk membeli pertalite. Situasi ini ia rasakan sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Antreannya memang terasa lebih ramai dari biasanya. Jelas banget ada perubahan (antrean) dibanding sebelum kenaikan harga BBM. Sekarang bisa setengah jam lebih buat antre beli Pertalite di pom bensin," ujar Gerald, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: Ada Fenomena Antrean Kendaraan di SPBU, Beli BBM Bisa 20 Menit
Seringkali Gerald terpaksa mengisi tangki sepeda motornya dengan pertamax yang harganya lebih mahal dari pertalite.
"Kalau buru-buru, mau enggak mau beli pertamax, tapi palingan beli satu liter saja biar perjalanan aman. Baru nanti pulangnya beli pertalite," ungkapnya.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh M Rifqi (26), warga Sunter. Menurut dia, antrean di SPBU tetap mengular baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga BBM.
Hal ini dikarenakan mayoritas pengguna sepeda motor memilih pertalite yang harganya lebih murah.
"Rata-rata memang pembeli pertalite lebih banyak daripada jenis BBM lain," kata Rifqi.
Baca juga: Keluhkan soal BBM, Warga Salatiga: Harga Dinaikkan tapi Antrean Jadi Panjang Terus
Setiap harinya, Rifqi menggunakan sepeda motor untuk bekerja dan membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit untuk mengisi BBM.
Dia pun sesekali membeli pertamax karena antreannya tidak terlalu ramai. Rifqi terpaksa membeli pertamax untuk menghindari antrean yang lebih panjang, meski selisih harga dengan pertalite ia rasakan cukup berat.
"Ya sesekali kalau umpamanya lagi penting banget pindah ke Perrtamax, tapi memang kalau enggak penting-penting banget nunggu lama enggak apa-apalah daripada harus pakai pertamax kan harganya memang lumayan sih selisih Rp 5.000," ucap Rifqi.
Untuk menghindari lamanya antrean di SPBU, biasanya Rifqi membeli pertalite di malam hari selepas bekerja.
Dia pun tak memungkiri, bahwa panjangnya kendaraan yang mengantre untuk mengisi pertalite akan selalu terjadi, terlebih di wilayah perkotaan.
Baca juga: Lebih Irit Mana, Pertalite atau Pertamax?
"Cuma masalah antrean kayaknya enggak bisa diselesaikan, kecuali memang ada alternatif kendaraan lain seperti motor atau mobil listrik mungkin akhirnya pengguna bahan bakar berkurang harapannya begitu," jelasnya.
Adapun Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga BBM, pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Kenaikan ini berlaku untuk BBM subsidi pertalite dan solar, serta BBM non-subsidi pertamax.
Harga pertalite yang sebelumnya dibanderol Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.