Pedagang yang protes pun geram dengan sikap Pemkot Bekasi. Para warga menganggap, bahwa penggusuran itu terkesan tak adil.
Sudiyono adalah satu dari sekian banyak pedagang yang mempertanyakan hal tersebut. Menurutnya, penggusuran yang terjadi ke lapak pedagang namun tidak dengan markas ormas, cenderung terkesan tebang pilih.
Ia mempertanyakan alasan Pemkot Bekasi tidak langsung menggusur kantor ormas tersebut, seperti yang dilakukan kepada para lapak pedagang.
Baca juga: Dianggap Mengganggu Aliran Sungai, 11 Bangunan Liar di Cibarusah Dibongkar Satpol PP
"Warga setuju kalau untuk pembangunan dan perbaikan ini semua dibongkar, tapi yang ini (bangunan ormas) kenapa tidak dibongkar? Ada apa di balik itu semua?" katanya.
Salah seorang pedagang lain yang tak ingin disebutkan namanya pun mempertanyakan hal yang sama.
Menurut dia, semua bangunan yang berdiri di sana mempunyai hak yang sama.
Jika penggusuran dilakukan kepada lapak pedagang, maka markas ormas juga perlu ikut diratakan.
"Kalau mau penertiban, jangan tebang pilih. Semua rakyat punya hak yang sama. Hancur, ya hancur semua, saya di sini juga bayar ke ormas," ucapnya.
Ancam geruduk kantor Lurah
Warga yang marah pun tak mau tinggal diam. Terakhir, mereka bahkan mengancam akan menggeruduk dan menyeret Lurah Kayuringin Jaya jika memang markas ormas tak kunjung ikut digusur.
"Kalau 2-3 hari bangunan ini (markas ormas) tidak dibongkar, saya seret itu Lurah," ucap Sudiyono.
Sudiyono juga meminta agar warga terus mendesak pihak pemerintah agar markas ormas yang masih berdiri, dapat merasakan hal yang sama dengan lapak para pedagang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.