Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Video Viral Nasi Tanpa Lauk, Kanwilkumham DKI Minta Jatah Makan Diterima Napi Tanpa Perantara

Kompas.com - 23/09/2022, 13:53 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM (Kanwilkumham) DKI Jakarta Ibnu Chuldun meminta jatah makan di rutan dan lapas langsung diserahkan kepada masing-masing narapidana tanpa perantara.

Hal itu merupakan bagian dari evaluasi mengenai pemberian jatah makan narapidana, buntut adanya video viral yang menyebut wadah makanan narapidana di Lapas Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat, hanya berisi nasi tanpa lauk dan sayur.

"Poin pendistribusian (jatah makan) itu saya minta diubah, harus langsung kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP), tidak boleh didrop oleh pengurus," kata Ibnu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Video Viral Makanan Napi Lapas Salemba Hanya Nasi Tanpa Lauk dan Sayur, Ini Penjelasan Kalapas

Menurut dia, selama ini, jatah makan bagi narapidana diserahkan melalui pengurus masing-masing blok. Pengurus blok yang nantinya menyerahkan makanan kepada narapidana.

Sebagai informasi, pengurus blok juga merupakan narapidana.

"Saya pastikan bahwa semua WBP itu betul-betul menerima jatah makannya secara langsung. Kalau selama ini kan didrop ke pengurus blok. Kalau seperti itu dikhawatirkan tidak sampai ke WBP yang bersangkutan," kata Ibnu.

"Maka dari itu harus dilakukan pengawasan yang ketat oleh petugas kami," sambung dia.

Selain itu, poin evaluasi berikutnya, kata Ibnu, bahan makanan dari luar lapas harus selalu dicek kualitas dan jumlahnya.

"Pertama, dari segi kualitas itu bahan yang segar, baik, yang tidak busuk, dan yang kedua, jumlahnya antara yang dipesan dan yang dikirim itu sama," kata dia.

Baca juga: Sidak Lapas Salemba, Kanwilkumham DKI Pastikan Video Viral Nasi Tanpa Lauk bagi Napi Hoaks

Poin evaluasi yang terakhir, Ibnu mengungkapkan, yakni soal tata cara pengolahan makanan untuk narapidana.

"Pengolahan makanan itu harus higienis, dicuci bersih bahan makanannya, cara masaknya juga harus melalui tahapan yang benar, lalu ada ibu-ibu biasanya yang mencicipi makanan untuk WBP," ungkap Ibnu.

Sebelumnya, sebuah video viral memperlihatkan nasi cadong atau jatah makanan untuk narapidana di Lapas Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat.

Dalam video yang diunggah di akun Instagram @jadetabek.info, terlihat beberapa wadah tempat makan untuk para narapidana hanya terisi oleh satu porsi nasi tanpa lauk dan sayur.

"Saya cukup tersiksa dengan kondisi cadong di sini, hampir setiap hari cadong yang saya dan teman-teman terima cuma nasi putih aja, paling cuma satu atau dua ompreng yang isinya lengkap, tapi selebihnya nasi gak ada lauk pauk dan sayur," demikian keterangan tertulis dalam postingan @jadetabek.info, dikutip pada Selasa (20/9/2022).

Baca juga: Kurir Ekspedisi Dibayar Rp 1500 per Paket, Peneliti UGM: Kemitraan Palsu

Kemudian, dalam keterangan unggahan tersebut tertulis, untuk mendapatkan lauk dan sayur, para narapidana harus membeli di koperasi lapas dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 30.000.

Menanggapi itu, Ibnu memastikan bahwa video nasi tanpa lauk yang diunggah di media sosial merupakan hoaks.

"Saya pastikan video viral itu adalah hoaks, kenapa saya bilang hoaks? Karena saya sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lapas Kelas IIA Salemba, tim kami langsung ke dapur tempat pengolahan makan untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP)," ujar Ibnu.

Selain mengecek dapur, Ibnu mengungkapkan, jajarannya juga meninjau pendistribusian jatah makan untuk narapidana.

"Saya juga berbicara kepada para WBP, hasilnya tidak ada satupun yang didapati makanan WBP hanya berisi nasi saja," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, Untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com