Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Melihat Lebih Dekat Pulau G yang Ditetapkan Anies Jadi Permukiman

Kompas.com - 27/09/2022, 13:02 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pulau G yang berada di Teluk Jakarta ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi kawasan permukiman.

Melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perencanaan DKI Jakarta, pulau hasil reklamasi itu nantinya bisa ditempati warga Jakarta.

Arahan Pulau G untuk permukiman tertera dalam Pasal 192 Nomor (3) Pergub Nomor 31 Tahun 2022.

Baca juga: Nasib Menggantung Pulau G: Ingin Dijadikan Permukiman, tapi Terkikis akibat Abrasi hingga Penuh Sampah

"Kawasan reklamasi Pulau G sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diarahkan untuk kawasan permukiman," demikian bunyi Pergub itu.

Kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sedang bersandar untuk bongkar muatan. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara sedang bersandar untuk bongkar muatan.

Menempuh Pulau G

Pulau G bisa disambangi dengan menggunakan kapal milik nelayan dari Pelabuhan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Untuk mencapai kawasan reklamasi tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 35 menit jika angin tak bertiup kencang dan air sedang surut.

Lamanya perjalanan menuju pulau turut dipengaruhi akses keluar-masuk pelabuhan yang dipadati kapal-kapal nelayan berukuran 100 grosstonnage (GT) yang sedang bersandar.

Pulau G bisa didatangi dengan menyewa kapal nelayan tradisional yang bersedia mengantarkan ke kawasan tersebut. Namun, keluar dari Pelabuhan Muara Angke memerlukan usaha yang ekstra karena para nelayan perlu mendorong kapal ukuran besar secara manual untuk bisa keluar menuju pulau.  KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Pulau G bisa didatangi dengan menyewa kapal nelayan tradisional yang bersedia mengantarkan ke kawasan tersebut. Namun, keluar dari Pelabuhan Muara Angke memerlukan usaha yang ekstra karena para nelayan perlu mendorong kapal ukuran besar secara manual untuk bisa keluar menuju pulau.

Cukup sulit untuk keluar dari pelabuhan ini karena banyaknya kapal yang bersandar. Para nelayan pun perlu mendorong kapal-kapal lebih besar secara manual agar bisa lewat.

Baca juga: Kondisi Terkini Pulau G, Pulau Reklamasi yang Ditetapkan Jadi Permukiman

Ditumbuhi rerumputan dan sampah yang berserakan

Pulau G pada Senin (26/9/2022) tampak dipenuhi sampah organik dan non-organik. Terlihat sampah mulai dari kemasan plastik, kaleng, kayu, hingga kain berserakan di kawasan hasil reklamasi itu. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Pulau G pada Senin (26/9/2022) tampak dipenuhi sampah organik dan non-organik. Terlihat sampah mulai dari kemasan plastik, kaleng, kayu, hingga kain berserakan di kawasan hasil reklamasi itu.

Sesampainya di Pulau G, tidak banyak yang bisa dilihat selain daratan dari pasir mulai terkikis dan ditumbuhi rerumputan di sekitarnya.

Terlihat sampah organik dan non-organik berserakan di sekitarnya. Mulai dari plastik kemasan minuman botol, kemasan makanan, kayu, minuman kaleng, hingga sampah kain berserakan di bibir pulau.

Bukan hanya sampah yang menumpuk dan menganggu, rumput liar setinggi paha orang dewasa, juga tumbuh di sisa-sisa dataran pulau.

Rerumputan tampak tumbuh di sepanjang pulau seluas sekitar 1 hektar tersebut.

Baca juga: Bakal Dijadikan Permukiman, Baru Ada Satu Bangunan Semipermanen di Pulau G

Daratan pasir yang terkikis air laut

Daratan Pulau G pada Senin (26/9/2022) tampak sudah terkikis hingga area tengahnya terisi oleh air laut. Sebab, tidak ada aktivitas selama enam tahun terakhir di kawasan ini. Disebutkan bahwa ombk, angin, dan pasang air laut juga menjadi penyebab terkikisnya Pulau G.  KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Daratan Pulau G pada Senin (26/9/2022) tampak sudah terkikis hingga area tengahnya terisi oleh air laut. Sebab, tidak ada aktivitas selama enam tahun terakhir di kawasan ini. Disebutkan bahwa ombk, angin, dan pasang air laut juga menjadi penyebab terkikisnya Pulau G.

Pulau G yang merupakan hasil reklamasi tampak terkikis oleh air laut, setelah sekitar enam tahun terbengkalai.

Menurut kesaksian penjaga pulau, pasir yang diuruk di kawasan ini sudah terkikis oleh air laut sejak lama.

"Sudah sekian lama, kan namanya pasang, angin, ombak, pasti terkikis. Kan sudah enam tahunan enggak ada kegiatan," ungkap penjaga pulau yang tak ingin disebutkan namanya saat ditemui di kawasan Pulau G, Senin.

Nelayan Muara Angke mencari ikan di sekitar kawasan hasil reklamasi Pulau G. Sehari-hari, mereka menjaring ikan dari pagi hingga sore. Namun, sejak adanya Pulau G mereka mengaku hasil tangkap laut menjadi beekurang. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Nelayan Muara Angke mencari ikan di sekitar kawasan hasil reklamasi Pulau G. Sehari-hari, mereka menjaring ikan dari pagi hingga sore. Namun, sejak adanya Pulau G mereka mengaku hasil tangkap laut menjadi beekurang.

Pulau ini terkadang menjadi tempat bagi nelayan tradisional bersandar sejenak. Perahu nelayan yang hilir mudik di sekitar pulau untuk menjaring ikan-ikan.

Akan tetapi, menurut Maryadi (47) yang merupakan nelayan Muara Angke, sejak adanya Pulau G hasil tangkapan laut mereka menurun secara drastis dari 50 kilogram menjadi 10-20 kilogram sekali berlayar. 

Baca juga: Komisi D DPRD DKI Sarankan Kontribusi Tambahan di Pulau G Disesuaikan dengan Bentuk Permukiman

Tak jauh dari kawasan ini, terlihat sejumlah bangunan tinggi menjulang jaraknya hanya sekitar 1 kilometer dari pulau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com