TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Polisi menyebutkan, tersangka pengoplos elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram ke tabung elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram melakukan aksinya untuk mencari keuntungan.
Sebagai informasi, dua tersangka berinisial MS (50) dan S (33) ditangkap di pangkalan agen elpiji, Jalan Akasia, RT 001 RW 018, Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, pada Selasa (27/9/2022).
"Bisa dikatakan motif keuntungan karena kan pasti dengan harga yang di pasaran, dia memperoleh keuntungan," sebut Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan AKBP Sarly Sollu saat memberikan keterangan pers di lokasi penangkapan, Pamulang, Tangsel, Selasa.
Baca juga: Dua Tersangka Pengoplos Elpiji Ditangkap di Pamulang
Ia menjelaskan, harga elpiji subsidi ukuran 3 kilogram saat ini berkisar Rp 22.000-Rp 25.000.
Untuk mengoplos elpiji ke tabung gas nonsubsidi ukuran 12 kilogram, dibutuhkan sekitar empat tabung gas ukuran 3 kilogram.
Sehingga, modal yang dibutuhkan tersangka sekitar Rp 88.000-Rp 100.000 untuk mengoplos elpiji 3 kilogram ke tabung gas 12 kilogram.
"Jadi keuntungan yang dia raup bisa lebih besar, kalau memang tabung 12 kilogram itu harganya Rp 210.000," jelas Sarly.
Dengan demikian, keuntungan yang diraup tersangka sekitar Rp 110.000-Rp 122.000 dari tiap penjualan gas oplosan ukuran 12 kilogram.
Baca juga: Polisi Sebut Dua Pengoplos Elpiji di Pamulang Sudah Beraksi dalam Sebulan
Sarly menuturkan, polisi menerima informasi soal dugaan pengoplosan itu dari masyarakat pada Senin (26/9/2022).
Selanjutnya, pada Selasa pukul 06.00 WIB, polisi mendatangi pangkalan agen elpiji tersebut untuk mengecek sekaligus melakukan penggeledahan.
Di pangkalan itu, polisi menangkap pelaku dan mengamankan barang bukti berupa 34 tabung gas ukuran 12 kg.
Kemudian, 36 tabung gas 3 kg, 20 pipa regulator yang sudah dimodifikasi untuk memindahkan gas, dan 34 plastik segel.
Baca juga: Pindahkan Isi Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg, 2 Pelaku Ditangkap Polsek Cisauk
Atas perbuatannya, kedua pelaku dipersangkakan dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas sebagaimana diubah berdasarkan Pasal 40 UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan atau Pasal 32 ayat (2) UU Nomor 02 tahun 1981 tentang Metrologi Legal.
"Tersangka dikenakan ancaman maksimal enam tahun pidana kurungan dan denda maksimal Rp 2 miliar," kata Sarly.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.